nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Ingin Jalan-jalan dan Berbagi Ke Kota Aceh

Assalammualaikum.Wr.Wb

www.mildaini.com_ Ingin jalan-jalan dan Berbagi Ilmu Blogging dan Menulis di Kota Aceh.Jika ada kesempatan untuk ngetrip sekaligus berbagi. Saya ingin sekali bisa datang ke negeri Serambi Mekah.Dari dulu saya penasaran sekali ingin ke sana. Pengen menginjakkan kaki di nol kilometer Indonesia

Selain itu, adat istiadat dan budaya Aceh yang sangat kental dengan islam. Membuat saya ingin mengetahuinya sekaligus melihatnya langsung.Jika memungkinkan saya ingin,jika diizinkan untuk bisa bermasyarakat di sana kira-kira sepuluh hari deh.

Garuda, maskapai kebangaan (foto Milda)

Lalu kalo sepuluh hari di sana,saya mau ngapain aja.Sebenarnya banyak sih yang bisa dilakukan. Tapi sekaligus juga pendek waktunya.Tapi saya cobakan untuk efektif ya. Ini kan kalo berkesempatan ke sana ya. Kita buat rancangannya dulu.

Aceh selain terkenal dengan adat istiadatnya. Kuliner Aceh juga menarik loh.

Dulu,saya tahunya kalo di Aceh itu banyak tanaman ganja ya. Lalu ada yang bilang bahwa masakan Aceh itu lezat dan bikin candu. Nah, awalnya saya berpikiran kalo salah satu bumbu yang bikin enak itu adalah ganja

Wuiih,, tentu saja ini anggapan yang salah ya. Mana mungkin.

Oleh karena itu saya ingin mengetahui secara langsung dan kalo bisa belajar masak aneka makanan Aceh yang terkenal itu.

Berbagi Ilmu Menulis dan Blogging

Balik lagi soal saya mau ngapain aja di Aceh. Nah,saya pengen berbagi ilmu menulis dan blogging. Untuk menulis saya memilih untuk anak-anak Sekolah Dasar. Sedangkan blogging saya memilih sasaran pesertanya adalah mahasiswa dan emak-emak.

Kenapa menulis untuk anak SD saja. Yah,sebab saya sudah cukup lama jadi mentor kelas menulis untuk anak SD. Jadi apa yang saya lakukan dan terapkan di kelas nulis saya. Ingin rasanya saya lakukan dan terapkan juga untuk anak SD di Aceh

Lalu untuk blogging kenapa sasarannya emak-emak. Sama juga sih. Saya sudah pegang beberapa kelas blog. Baik offline dan online. Jadi sepertinya emak-emak adalah peserta kelas blog yang aktif dan bisa dimaksimalkan. Apalagi kalo pas diajarin nyari uang dari blog. Biasa ramai dan peserta antusias.

Kelas Blogging bersama Emak-emak (foto Milda)

Tapi kalo belum sampai ke materi blogging. Saya ingin memberikan materi Internet Cakap saja. Tapi tetap sasarannya buat emak-emak. Supaya mereka bisa menggunakan dan memanfaatkan handphone-nya untuk hal-hal yang positif dan kalo bisa memberikan hasil. Baik berupa wawasan atau pengetahuan bahkan bisa menambah penghasilan.

Ingin Shalat di Masjid Baiturrahman

Selain berbagi ilmu menulis dan blogging. Saat ada di Aceh saya ingin bisa shalat dan berdoa di Masjid Baiturrahman. Masjid ini menjadi sangat viral ya ketika Tsunami Aceh melanda. Hanya bangunan masjid ini yang selamat di antara sekian banyak bangunan yang rusak di Aceh waktu itu Begitulah jika Allah ingin menunjukkan kekuasaannya. Kita manusia pun tidak bisa berpikir. Mengapa dan kok bisa hal itu terjadi. Ada bnayak hal yang ngak bisa masuk dalam otak kita untuk memikirkannya.

Semuanya hanya bisa dijawab dengan mata batin dan keimanan.

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. 

Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda   kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara masjid.

Masjid Baiturrahman Aceh (foto KMStour.com )

Sungguh sebuah masjid yang juga merupakan saksi sejarah perjuangan masyarakat Aceh.

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam.

Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakkan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja.

Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M. 

Dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. 

Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayt Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan.

Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas,meliputi penambahan dua kubah, bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. 

Sedangkan. perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret.

Waktu gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. 

Bertafakur di Museum Tsunami

Berikutnya yang tidak kalah ingin saya kunjungi adalah museum atau monumen peringatan Tsunami Aceh. Ketika datang ke sana saya bukan ingin mengenang atau menyaksikan bagaimana luluh lantaknya Aceh saat diterjang Tsunami itu. Namun sebaliknya saya ingin bertafakur dan memperbaiki diri saya.

Museum TsunamiAceh (foto merahputih.com)

Museum Tsunami Aceh adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan bencana dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.

Museum Tsunami di Banda Aceh yang dirancang oleh arsitek asal Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil ini merupakan desain yang memenangkan sayembara tingkat internasional yang diselenggarakan pada 2007 dalam rangka memperingati musibah tsunami 2004. Bangunan tersebut berkonsep rumoh Aceh dan on escape hill dan sebagai referensi utamanya adalah nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami.

Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh.Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.

Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini

Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.

Semoga keinginan saya ini terkabulkan ya. Mana tahu ada yang mau jadi sponsor untuk mengajak saya ngetrip sekaligus berbagi dengan masyarakat Aceh

Referensi
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/25/

Baca Juga

Related Posts

13 comment

  1. Keren, Mbak. Sangat menginspirasi. Semoga para emak-emak semakin melek literasi digital, mengingat saat ini banyak sekali berita-berita hoax yang bertebaran di internet.

    BalasHapus
  2. Semoga aku bisa ke Aceh ya mba, suka banget sama kulinernya dan mau lihat yang dijuluki serambi mekah

    BalasHapus
  3. wajib banget ke Banda Aceh sih mba! ku bulan Mei lalu habis dari sanaaaa dan mampir ke Pulau Sabang. ke titik 0KM nya hehe

    BalasHapus
  4. aamiin! semoga kesampaian yaaaa aku turut berdoaa

    BalasHapus
  5. Semoga bisa jalan-jalan ke Aceh, mengunjungi Masjid Baiturrahman dan museum tsunami.Semua yang terkait peristiwa pilu tsunami menjadi kaca bagi kita untuk refleksi diri. Semoga semakin berbagi ilmu menulis dan ilmu blogging.

    BalasHapus
  6. Kalau lihat Masjid Baiturrahman pasti yang di pikiran saya itu tentang peristiwa tsunami Bagaimana Masjid itu bisa tetap kokoh walaupun bangunan di sekitarnya rusak parah. Kalau diberi kesempatan ke Aceh saya juga ingin berkunjung ke Museum Tsunami my

    BalasHapus
  7. Amin. Mudah-mudahan impian mbak Milda segera terkabul ya. Oh ya, kalau ke Aceh jangan lupa mampir ke Ayam Pramugari ya mbak. Itu gak jauh dari bandara dan jadi salah satu tempat wisata kuliner di Banda Aceh. 😃

    BalasHapus
  8. Wuahhh..Aceh ini juga dream destination yang udah luamaaa bgt ingin dikunjungi, saya jatuh cinta sama masjid raya Baiturrahman dan pantai2 kota serambi Mekah ini.
    Tapi harga transportasi ke sana dari Jakarta semakin melonjak. Sedih akutuh

    BalasHapus
  9. Aamiin ya rabbal alamin. Semoga tercapai impiannya Mba. Duh siapa sih yang nggak mau jelajah Aceh. Saya juga mau Mba. Lebih ingin coba ke Pulau Weh sih sama main ke Sabang sebenarnya.

    BalasHapus
  10. Aceh memang punya daya tarik tersendiri ya. Bikin siapa pun pengen ke sana. Aku juga kepengeeeeen banget nginjekan kaki di sana. Masjid Baiturrahman, museum tsunami, makanannya, adat istiadatnya, menarik banget

    BalasHapus
  11. Jadi pengen juga ke Aceh. Kayanya seru... ujungnya Indonesia yaa...

    Aku tuh ga punya saudara di luar pulau jawa lho Mba Milda. Jd kalo ada kesempatan bisa berkunjung ke luar pulau jawa itu seneng bgt. Tp emg blm kepikiran kalo destinasinya itu Aceh.. kayanya seru... hehehe...

    Mdh2an aku bs menyusul ke sana jg ya seperti Mba Milda.


    Btw.. ngajarin blog nya sampe ke jakarta jg dong mba.. temenku banyak yg minat nih... hehehe

    BalasHapus
  12. Saya sempat kepikiran ke Aceh cuman mau ke Pulau W sih pengen jajal pantainya dan kabarnya bajunya masih boleh pake baju santai

    BalasHapus
  13. Saya sempat tinggal di Aceh. Tepatnya di Banda dan Langsa. Aceh punya pantai/laut yg indah dan budaya yg kental sekali ke-Islamannya. Sy jatuh cinta dengan kota ini meskipun sempat deg deg ser mendengar berbagai cerita miring mengenai kota ini, Aceh tak seseram yg dibayangkan wkwkwk.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin