nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Melahirkan Pakai BPJS Di Rumah Sakit, Ditangani Oleh Dokter

Ruang Bersalin Rumah Sakit Ummi Bengkulu


 Melahirkan Pakai BPJS Di Rumah Sakit,  Ditangani  Oleh Dokter
Pada jam sepuluh pagi sesuai perjanjian ama bidannya. Atas instruksi oleh dokter kandungan Violita, Sp.Og. Saya akan diberikan tambahan bantuan rangsangan untuk menambah dan mempercepat kontraksi. Iya, saya akan diinfus dan di dalam cairan infus akan dimasukan obat perangsang kontraksi sebanyak setengah ampul dengan tetesan lambat. 


Memang begitu pada saat mau melahirkan normal yang diperlukan adalah menambah rasa sakit, hehehe. Padahal pada saat kondisi lain, mana mau kita mencari-cari apalagi menambah rasa sakit. Tetapi pada saat ingin melahirkan, justru sebaliknya. Rasa sakitlah yang dicari dan rasa sakit tersebutlah yang akan membantu mempermudah proses persalinan. Duh, sakitnya gak nahan.


Oke, infus sudah terpasang. Obat sudah di drip pelan.  Setelah setengah jam. Perlahan mulai terjadi reaski yang kata teman saya ' asik' saking sakitnya sih . Kontraksi mulai terasa setiap lima menit sekali. kebetulan pas di depan tempat tidur saya ada sebuah jam dinding. Jadi saya tahu betul dan bisa memantau rasa sakit yang datang pada menit keberapa dan berakhir di menit berapa. 

Karena kontraksi semakin cepat dan teratur. Saya pun sudah tak kuat menahan rasa sakitnya. Lalu bidannya melakukan pemeriksaan dalam. Setelah di cek pembukaan sudah menuju ke angka delapan. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Dokternya belum datang. Bidan segera menelpon dan memberi kabar kondisi saya terkini. Terdengar sayup dari percakapan itu dokternya akan segera datang.

Sementara di luar kamar, saya mendengar suara anak-anak saya dan keluarga yang lain sudah berkumpul. Ada terdengar suara Emak, Nawra dan Athifah. Suara Mama dan dodo Shela. Suara Ayah dan bunda serta Nailah dan Dzaki. Mereka sudah berkumpul dan sudah tak sabar ingin melihat dedek bayi. Terutama Nawra dan Athifah. Sekitar jam setengah sebelas dia sempat menelpon.

"Meme, kapan adik bayinya lahir? Wa, udah ga sabaran lagi"

Saya tersenyum dalam hati, "Mohon doanya ya kak,  nanti jangan lupa salat zuhur. doakan Meme dan adik bayi. In sya Allah dedek bayinya lahir setelah zuhur." Ucap saya menyakinkan Nawra.

Terus terang pada saat mengerang kesakitan tersebut, saya terbayang wajah Nawra dan Athifah. Saya berdoa dalam hati sekuatnya, meminta kemudahan dan kesehatan setelah melahirkan ini karena saya sendiri yang akan mengurusi bayi dan keluarga . Kalo saya sakit, siapa yang akan merawat adik bayi, mengurusi anak-anak dan suami. Belum lagi mengurusi Emak yang sudah mulai pikun. Tentu nanti akan banyak yang direpotkan. Semoga saya sehat dan kuat, doa saya berkali-kali.

Bu bidan kembali memeriksa saya, sembari dia mengabari bahwa dokternya sedang menuju ke rumah sakit dan in sya Allah akan segera memimpin persalinan karena pembukaan saya sudah lengkap dan siap untuk melahirkan.

"Bu bidan, melahirkannya apa gak bisa dengan kalian saja. Tak perlu menunggu dokternya. Soalnya saya sudah tak tahan lagi. Saya terasa ingin mengejan"

Bidannya tersenyum, sembari mendekat ke arah saya, "Melahirkannya harus dengan dokter bu, nanti kalo kami yang pimpin persalinanya akan menyalahi prosedur. Dan itu tidak baik. Tunggu sebentar ya Bu, dokternya sedang menuju kemari."

Tak berselang waktu, ada telpon dari dokternya, bidan mengabari bahwa pembukaan lengkap dan air ketuban belum pecah. dari telpon tersebut, ada instruksi dokternya supaya bidannya memecahkan ketubannya.

Bidannya kembali mendekat ke arah saya, segera memasang sarung tangan dan mengambil sebentuk benda runcing, Mirip sebuah tongkat kecil terbuat dari stenlis. Bersinar terkena lampu. Dengan alat tersebut, bidannya akan memecahkan ketuban.

Proses pemecahan ketuban berlangsung cepat seiring dengan datangnya dokter dan melakukan pimpin persalinan. Sesaat sudah dipecahkan, bayinya dan plasenta langsung keluar. Alhamdulillah, bayi perempuan. Dengan suara tangisan yang melengking. Saya akhirnya selesai melalui proses persalinan. 

Baca Selengkapnya.

Alhamdulillah, Saya Melahirkan Normal Tanpa Mengejan


Setelah saya dibersihkan, lalu dipantau kondisi dan infusnya selama dua jam ke depan. Sampai saya bisa kencing sendiri baru infus dilepaskan. Selama hampir dua jam tersebut, perut saya masih berkonstraksi dan terasa ditarik-tarik. Otot rahim segera bekerja untuk kembali normal dan darah nifas mulai keluar deras. Dalam dua jam saja saya harus mengganti pembalut dan celana dalam. padahal sebelumnya sudah pakai pembalut, kain dan rasanya tak tembus. Tapi karena darah yang keluar lumayan banyak, maka terpaksa harus di ganti.

Setelah Ashar, masuk satu orang pasien. Ibu-ibu ingin melahirkan anak ke dua. hebohnya, ketika masuk ke IGD ibu tersebut sudah mengalami pembukaan lengkap dan siap untuk melahirkan. Sayangnya, dia sedang di acara pesta ulang tahun sehingga tak menyadari hal tersebut. Dia di bawa ke rumah sakit tanpa persiapan apa-apa. Terutama untuk peralatan dan perlengkapan bayi baru lahir dan ibu bersalin.

"Bu bidan, apa tidak bisa melahirkan sekarang. Saya sudah tak tahan. Apa harus menunggu dokternya" tanya sang ibu. Saya mendengar jelas karena kamar saya dengan dia hanya dipisahkan oleh tirai. Berkali-kali sang ibu meminta untuk segera dilakukan pimpin persalinan. Tapi bidannya mau menunggu dokternya dulu. 

Alasannya sama seperti yang mereka kemukan kepada saya tadi. Mereka tidak mau menyalahi aturan. Melahirkan di rumah sakit Ummi dengan layanan BPJS harus ditangani oleh dokter. Kecuali dalam kondisi darurat tertentu. Misalnya dokternya sedang melakukan tindakan operasi. Baru bidan bisa melakukan pimpin persalinan. Tetapi tetap atas dasar pengawasan dan instruksi dari bidannya.

"Tidak bisa bu, melahirkannya harus dengan dokter. Tunggu sebentar dokternya sedang menuju kemari. Nah, itu dokternya sudah datang "

Terdengar suara dokter dan segera melakukan pimpin persalinan. Alhamdulillah , ibunya melahirkan bayi lelaki yang sehat dan secara normal sama seperti saya. 

Jadi kesimpulannya meski dengan layanan BPJS, melahirkan di rumah sakit harus ditangani dan dibantu oleh dokter kandungan ya. Hal ini jelas sesuai dengan ahli dan profesinya. Apalagi sekarang sudah banyak dokter kandungan. Termasuk dokter kandungan perempuan. saya sebagai ibu hamil juga merasa sangat nyaman dan senang karena ditanggani oleh orang yang kompeten dan memang berpengalaman di bidangnya. 

Terima kasih BPJS yang sudah memberikan pelayanan dan jasa terbaik kepada saya dan ibu bersalin lainnya.


Baca Juga

Related Posts

16 comment

  1. Selamat atas kelahirannya anaknya ya mba :D

    BalasHapus
  2. salut sama pelayanan BPJS yang semakin hari semakin bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, dpt pengalaman yg bagus mba

      Hapus
  3. Beruntungnya dapet pelayanan BPJS yang bagus, alhamdulillah.
    saya punya pengalaman tidak enak dengan bpjs adik saya jadi gak mau buat bpjs, alhamdulillah selama hamil ini uang pribadi, nanti melahirkan juga uang pribadi, semoga lancar

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, kadang bisa bikin kita trauma ya

      saya doakan ya mba semoga kelahirannya nnati normal, lancar dan banyak rejeki. aamiin

      Hapus
  4. Selamat mbak atas kelahirannya semoga bisa menjadi anak yang sholeh, tapi ngomong ngomong bpjs okeh juga ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah

      ma kasih doanya, aamiin

      iya, solusi ni buat berhemat:)

      Hapus
  5. alhamdulilah ya mbak dan selamat loh atas kelahirannya :)

    BalasHapus
  6. Selamat ya mba atas kelahirannya. Semakin asyik dong ya pake bpjs.

    BalasHapus
  7. pengalaman menyenangkan menggunakan BPJS ya kak. semoga semua bisa merasakan hal yang sama. Sehat ibu dan debay nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, alhamdulillah saya ngat senang. semoga di tempat lain juga dimudahkan urusannya kalo pake BPJS

      Hapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin