nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Anak Ingin Sekolah Ke Pondok Pesantren

Assalamualaikum. Wr. Wb

Mildaini.com_Ketika Anak Ingin Sekolah Di Pesantren. Nawra anak pertama saya sudah kelas enam. Itu artinya dia siap untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya . Ya, ke jenjang SMP sederajat. Saya dan suami suka bertanya, dia ingin sekolahnya kemana. Setiap ditanya , jawaban kakak Nawra , selalu ingin sekolah ke pesantren.

"wa, pengen sekolah ke pesantren aja"

Dan setiap ditanya jawabannya ya selalu itu

Jadi Nawra pengen sekali sekolah di pondok pesantren

Sebenarnya keinginan dia untuk sekolah di pondok pesantren ini sudah mulai dia sampaikan sejak kelas lima.


Saya dan suami pun memberikan dia berbagai informasi mengenai pondok pesantren tersebut.

Jadi ketika Nawra meminta ingin sekolah di Pesantren ini yang kami lakukan 

Mengajak nonton film  yang berkaitan dengan pesantren. Supaya Nawra punya gambaran tentang kehidupan dan kegiatan di pondok pesantren itu apa.

Film yang kami tonton bersama ada 

Cahaya Cinta Pesantren yang diperankan oleh Yuki Kato.

Satu lagi film Negeri Lima Menara.

Dari kedua film tersebut film Cahaya Cinta Pesantren yang Nawra suka dan ditonton berulang kali.

Ini mungkin karena tokoh utamanya cewek. Jadi lebih dekat dengan dirinya. Sesama cewek.

Setelah itu ko pun mengajak Nawra untuk melihat beberapa pondok pesantren yang ada di kota Bengkulu

Tujuannya agar anak punya pandangan yang nyata tentang aktivitas di pondok pesantren itu kayak apa. 

Yah,jangan sampai cuma semangat di awal saja. Pas sudah dijalani semangat mulai berkurang bahkan bisa mundur seratus persen.

Emang enak hidup di pesantren.

Jangan anak hanya membayangkan hal-hal yang indah saja. 

Apalagi kalo cuma melihat dari film . Tentu saja banyak sisi lain yang ga terungkap.

Jadi , saya dan suami pun mencoba mengatur jadwal dan rencana untuk mengajak Nawra main ke pondok pesantren.

Sebelumnya kami juga sudah pernah membahas dan memperlihatkan kepada Nawra beberapa pesantren yang ada di pulau Jawa dan Palembang.

Di Jawa, kalo jadi palingan di sekitar daerah Bogor.

Kalo Palembang, alasannya karena kami ada rumah dan saudara di sana. Jadi ,ya biar lebih mudah saja . Kalo ada apa-apa ada keluarga yang bisa diandalkan di sana. 

Sekarang, balik lagi ke rencana kami untuk kunjungan ke pondok pesantren yang ada di Kota Bengkulu.

Saya meng-input data dari teman-teman Facebook. Mengenai informasi pesantren apa saja yang ada yang layak.



Kesimpulan kami, saat itu ada dua pondok pesantren yang akan kami kunjungi

1. Pondok pesantren Alhasanah di daerah Pondok Kelapa. Ini sudah masuk daerah Kabupaten Bengkulu Tengah. Letaknya masih dekat dari kota Bengkulu. Di perbatasan antara kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah. 

2. Pondok Pesantren Harsalakum, di daerah Hibrida Ujung. Ini masih di dalam kota Bengkulu.

Oke, sekarang kita jalan-jalan dulu ya ke pondok pesantren.

Kami memutuskan untuk mengunjungi pondok pesantren Alhasanah.

Kami datang ke sana , saat itu hari Ahad sore sekitar jam setengah lima.

Sampai di sana, kami sampaikan maksud dan tujuan kami. 

Ternyata mereka menerima dengan lapang dada. Senang sekali.

Karena ini wilayah perempuan. Jadi yang masuk hanya saya, Nawra dan Athifah 

Sedangkan suami dan Adel Nasya menunggu di luar. Di daerah kantor ponpes.

Ketika masuk. Kami disambut dengan anak-anak ponpes. Sepertinya dari informasi yang dia sampaikan. Anak ini bernama Suci dan dia siswa setingkat MAN atau SMA.

Kakak senior lah.

Ruangan pertama yang kami jumpai adalah ruang koperasi. Rumah kepala sekolah , ruang menjahit, masjid bersama. Tempat mandi umum.

Di sepanjang jalan juga banyak pohon jadi udara sejuk dan jalanan rindang.

Lalu kami lanjut berjalan melewati ruang makan. Kantin. Halaman sekolah. 

Ruang asrama, ruang belajar, masjid putri, ruang laboratorium, perpustakaan

Alhamdulillah semuanya sudah lengkap. 

Di tiap asramanya juga tersedia kamar mandi. 

Yang menarik bagi Nawra saat berkeliling itu adalah si kakak senior setiap bertemu dengan temannya. Entah teman sebaya atau adik tingkat selalu menggunakan bahasa Arab.

Ini yang membuat Nawra jatuh cinta pada pandangan pertama.

Setelah berkeling melihat keadaan ponpes. 

Kami bertemu langsung dengan ibu asramanya.

Kebetulan si ustadzah katanya kenal dan tahu dengan saya. 

Rupanya si ustadzah sering juga melihat aktivitas saya di media sosial, hahaha.

Saya pun memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya banyak hal . Sampai hal-hal yang mungkin terlihat sepele. 

Ya, supaya gambaran tentang ponpes itu semakin jelas bagi Nawra. 

Setelah itu, kami pun sempat berfoto bersama dengan calon kakak kelas Nawra. Di depan asrama mereka. Yang sebelumnya sempat kami masuki.



Jika dilihat secara keseluruhan, semua bangunan di ponpes ini sudah permanen. Fasilitas juga sudah lengkap. 

Semoga hal.ini bisa mendukung kelancaran dan kesuksesan anak-anak untuk belajar.

Hari menjelang sore, kami pun beranjak pulang. 

Kami tidak bertanya banyak kepada Nawra. Sengaja hal ini kami lakukan untuk memberikan waktu bagi Nawra berpikir. 


Termasuk juga bagi saya dan suami. Agar kami juga, sama-sama berpikir.


Jadi ketika anak ingin sekolah ke pondok pesantren, jangan langsung dilarang. Tapi tunjukan kepada mereka. Ajak mereka melihat langsung pondok pesantren itu seperti apa.


Jadi keputusannya , nanti dikabari yaaa

Oh, ya pondok pesantren kedua. Lain waktu kami jadwalkan untuk dikunjungi juga. Karena tidak bisa hari ini. Sudah terlalu sore. 

Salam !!
Baca Juga

Related Posts

1 comment

  1. Wah enaknya kalau keinginan berasal dari anak sendiri mba, jadi ortu nggak perlu bujuk cuma tinggal milihin pesantren yang pas. Saya pun punya cinta-cita anak masuk pesantren, semoga dia nanti mau sendiri juga :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin