nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Alasanku Memilih Menjadi Penulis dan Blogger



Assalammu'alaikum Wr.Wb

Banyak alasan orang dalam menentukan pilihn dalam hidupnya. Alasan tersebut tentu saja menjadi hak mutlak bagi pemilih. Latar belakangnya beragam, entah karena keinginan sendiri, pengalaman hidup, atas saran orang lain dan entah atas dasar apalagi. Yang pasti hanya pemilih yang tahu pasti alasannya.

Sama halnya dengan saya dalam menentukan pilihan tentu saja ada latar belakangnya atau motivasinya apa sehingga saya menentukan pilihan. Lalu apa saja yang menjadi alasan saya dalam menentukan pilihan untuk menjadi penulis dan blogger. Saya akan memberitahu kalian, apa saja alasan saya, apakah kalian ingin tahu. Hayuuk, ikuti ulasan saya berikut ya. 

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri sedikit, ya supaya lebih kenal dan tentunya akan tumbuh silaturahim di antara kita. Saya kuliah di Akademi Keperawatan (AKPER) lalu setelah tamat saya sempat kerja di rumah sakit, klinik kesehatan. Namun ritme kerja yang tak saya sukai adalah bekerja dengan menggunakan sistem shift membuat saya meninggalkan pekerjaan di rumah sakit. Lebih tepatnya saya menolak untuk kerja di rumah sakit dengan sistem seperti itu. Kenapa, karena saya suka kepastian dan jadwal yang jelas dalam mengisi, mengatur waktu saya.

Jika pagi hari saya bekerja, maka siang atau sore saya bisa mnegatur jadwal lain untuk melakukan apa. Dan jelas pada hari libur, saya pun bisa merencanakan liburan. Oleh karena itu saya lalu menerima tawaran kerja di bagian kesehatan di sebuah sekolah madrasah setingkat SLTA. Ya, saya bekera sebagai perawat kesehatan atau sering disebut perawat UKS. 

Dengan bekerja di sekolah tentu saja ritme kerja saya teratur. Saya banyak mempunyai waktu luang dan bisa merencanakan banyak hal. Termasuk soal liburan. Di sekolah ini juga saya bisa mengembangkan hobi menulis saya dan hobi berbagi saya kepada orang lain.

Awalnya saya ditawari menjadi pelatih mading, pelatih KIR. Alhamdulillah untuk kedua eskul ini atas bimbingan saya, sekolah sudah banyak mendapat gelar juara. Terakhir yang saya ingat untuk KIR, anak binaan saya masuk sebagi finalis lomba KIR  tingkat nasional dan saat itu saya serta anak didik saya diberikan kesempatan untuk datang ke Jakarta. Lalu di tahun yang sama, dua anak didik saya diterima masuk Universitas Bengkulu tanpa tes karena menang lomba KIR. 

Atas dasar hal tersebut, akhirnya kepala sekolah menawarkan kepada saya untuk menjadi guru dan mengajar mulok PPMB (Pengembangan Penalaran dan Minat Baca) saat itu saya mengajar di semua jurusan di kelas dua. Dalam satu pekan setiap kelas masing-masing mendapatkan dua jam pertemuan.

Untuk mengimbangi kebutuhan mengajar dan wawasan, saya memutuskan untuk kuliah kembali di jurusan yang baru , mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alhamdulillah saya akhirnya berhasil mendapat gelar S.Pd. 

Di samping itu, saya juga terus mengasah keterampilan menulis dengan cara ikut berbagai audisi menulis. Bagi saya ikut audisi menulis dan menulis di surat kabar atau ikut lomba adalah bagian dari untuk menjaga mood dan semangat menulis. Agar tetap tersalurkan. Selain itu agar tetap bisa memancing ide-ide yang segar dan menginspirasi orang lain. Alhamdulillah satu persatu

Di akhir tahun 2010, atas dorongan teman-teman. Saya juga berusaha menghidupkan kembali Forum Lingkar Pena Bengkulu yang sudah mati suri. Dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang ada, saya pun akhirnya mencoba mengaktifkan kembali kegiatan FLP. Tahap awal dan secara kebetulan saat itu sedang berlangsung up-grading FLP di Jogjakarta. Atas bantuan dana akomodasi dari suami dan seorang sahabat yang saat itu menjadi anggota dewan di Bengkulu, saya pun berangkat.


Pulang dari Up-Nas itu saya langsung membuka penerimaan anggota dan pengurus. Sengaja saya buat dan mereka bisa memilih posisi mana yang sekiranya cocok untuk dirinya. Mulai dari tahap awal pengumuman, penerimaan berkas, wawancara dan seleksinya saya lakukan sendiri. Untuk acara orientasinya saya dibantu oleh pengurus lama FLP saudara Sondang dan Fransiska. Mereka membantu saya memberikan pencerahan mengenai informasi seputar FLP

Setelah itu saya dan teman-teman mulai mencoba membuat banyak kegiatan, promosi, publikasi . Menjalin kerjasan dengan berbagai pihak. Menggelar acara baik dengan penulis lokal maupun penulis Nasional. Semua kami lakukan untuk kembali menghidupkan FLP. Memenuhi syarat dan ketentuan yang saat itu Jarwilnya adalah Mas Adam. Bagaimana menunjukkan kepada orang banyak bahwa FLP Bengkulu itu ada. Lalu menghasilkan karya dalam bentuk buku. Alahamdulillah semua bisa terpenuhi. Akhirnya surat keterangan (SK) pengurus FLP Bengkulu pun keluar. Saya sangat senang dan bahagia saat itu, perjuangan selama ini membuahkan hasil.

Pelan -pelan namun pasti FLP Bengkulu mulai bergerak. Atas apa yang saya lakukan tersebut, ternyata banyak juga yang kurang suka. Ada reaksi menolak. Termasuk suami saya yang juga kadang mempertanyakan
Apa yang kamu dapat dengan begitu semangatnya mengurusi FLP. Menulis , apa iya bisa menjadi ladang mata pencaharian. Coba buktikan, jangan cuma sibuk dengan organisasi
Pertanyaan itu juga datang dari teman-teman, sahabat dan keluarga saya yang lain. Saat itu tentu saja saya tidak bisa langsung menjawab apalagi langsung menunjukkan bukti. Menulis dan karya itu adalah sebuah keharusan. namun sebuah karya tidak akan ada tanpa melalui proses menulis. Ilmu menulis tidak bisa datang tanpa dipelajari. Tentu saja saya butuh komunitas untuk menjaga selera menulis dan tentunya mendapatkan banyak ilmu dan informasi.

Itu sekilas tentang saya dan kenapa saya ada di Forum Lingkar Pena (FLP) 

Setelah hampir lima tahun berlalu, akhirnya saya memang benar memutuskan dan memilih menjadi penulis dan blogger sebagai profesi saya. Sebagai penghabis waktu saya. Sebagai pengisi waktu saya. Ya, saya memilih menjadi menulis karena banyak hal . 

Di antaranya, ada beberapa momentum yang menjadikan titik balik bagi saya untuk memantapkan pilihan. Pilihan untuk menjadi penulis dan blogger

1. Workshop Training Of Trainer Blog dan Sosial Media

Tahun 2012, atas undangan  Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) saya diminta untuk hadir pada acara pelatihan TOT Blog dan Sosial Media. Atas ijin suami, saya pun berangkat ke kota Medan. Mengikuti acara tersebut. Banyak ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan dari kegiatan tersebut. Narasumbernya juga orang yang kompeten. Mas M. Agus Irkham, Gol a Gong, Ali Muakhir, Firman Venayaksa, Wien dll. Saya menambah banyak teman dari berbagai daerah. Di saat itu juga saya berkenalan lebih dekat dengan FLP Medan dan sempat nginap di rumah Evi Andriani, seorang penulis dan blogger dari Medan.


Jadi dunia blogging sudah cukup lama saya kenali. Namun belum saya seriusi. Saat itu saya belum bisa membuktikan kepada suami dan teman-teman bahwa menulis bisa memenuhi kebutuhan saya atau mneghasilkan duit. Jadi saya masih mengandalkan toko pakaian saya untuk membantu suami memenuhi kebutuhan kami sehari- hari. 

Pelatihan di Medan ini menjadi salah satu alasan saya untuk tetap menulis dan ngeblog, walaupun masih suka asal dan jadwalnya kapan saya mau. Pada pelatihan ini saya diingatkan akan kemajuan digital dan kekuatan menulis untuk mempengaruhi dan memberitahu orang lain. Kita bisa berbuat, mengajak orang berbuat baik melalui tulisan. Dengan cara yangs antai tanpa menggurui. Apalagi saat itu juga disampaikan kemajuan internet. Dan itu terbukti sekarang, semua yang mereka katakan terbukti semua. Bagaimana dunia digital menguasai kehidupan manusia. Kebutuhan manusia bertambah yaitu kebutuhan akan digital.

2. Membacakan Surat Kartini di Taman Budaya
Tak lama pulang dari Medan saya pun hamil. Meski demikian saya masih saja dan suka menulis.Sampai suatu sore saya dihubungi oleh para panitia peringatan hari Kartini. Saya diminta untuk ikut membacakan salah satu dari surat Kartini. Di teater terbuka Taman Budaya Bengkulu. 



Sebelum membacakan surat Kartini tersebut saya menyampaikan kepada para penonton satu hal yang sangat penting dan ajakan untuk menulis. Seruan tersebut bukan cuma saya tujukan untuk mereka yang hadir di sana . Akan tetapi juga buat diri saya pribadi. Saya terlecut!

Kalian tahu mengapa Kartini yang kita kenang sampai saat ini. Mengapa Kartini yang dipilih menjadi pahlawan perjuangan perempuan Padahal di luar sana begitu banyak wanita tangguh yang juga berjuang untuk para perempuan. Mungkin mereka juga lebih cantik, pintar, hebat dari Kartini. Tetapi mengapa Kartini. Jawabannya karena Kartini menuliskan ide pemikirannya, keinginannya, cita-citanya bagi kaum perempuan. Dan semua itu bisa kita baca bahkan berpuluh tahun ke depan akan tetap bisa dibaca oleh siapa pun. Oleh karena itu mari kita menuliskan banyak hal tentang kehidupan kita agar ide dan pemikiran kita diketaui oleh anak cucu kita kelak. Menulislah untuk perubahan dan  tetap membuat namamu dikenang dan disebut di sepanjang akhir dunia.
3. Ada yang Bertanya 'Mengapa Aku Menulis'

Entah secara kebetulan atau bagaimana bisa terjadi. Saya pun tak begitu mengetahuinya. Saya hanya menjalaninya. Tak berapa lama setelah malam  pembacaan surat Kartini. Saat itu saya sedang hamil 7 bulan. setelah baby Athifah berusia hampir dua bulan. Saya dan teman-teman dari FLP Bengkulu diminta untuk mengisi acara talkshow dengan tema 'Mengapa Aku Menulis'

Dalam acara ini terus terang saya semakin tercambuk dan diingatkan kembali. Mengapa saya menulis. Mengapa saya sangat membela menulis. Apa yang saya dapatkan. Saat acara tersebut saya sampaikan .

Saya sangat suka menulis karena saya ingin berbagi dan saya ingin dikenang lebih lama dari usia saya hidup. Memang saat ini menulis bukanlah mata pencaharian saya yang utama atau bisa dibilang saya belum mendapatkan sebentuk gaji dari menulis. Akan tetapi suatu hari kelak, saya yakin saya bisa mendapatkan banyak rejeki dalam bentuk apa pun termasuk uang dari menulis.


4. Menulis Apakah Bisa Mendatangkan atau Menghasilkan Uang


Saat hamil anak keempat, usia kandungan lima bulan, saya diminta berbagi dan diskusi dengan adik-adik BEM dari Uiniversitas Bengkulu. Kami berdiskusi mengenai citizen journalisme. diskusi yang diikuti oleh semua perempuan ini akhirnya membuat saya semakin bersemangat dan mantap memilih menjadi blogger dan penulis. Ada peserta yang bertanya, 

Apakah dengan menulis bisa mendatangkan uang. Banyak sastrawan atau penyair, kehidupan mereka sangat sederhana, bahkan bisa dibilang sangat kurang. Mereka sering tiak mendapatkan bayaran dari tulisan mereka. Sekali lagi apakah menulis bisa mendapatkan uang. 

Saya tersenyum mendengar pertanyaan tersebut. Saya membenarkan apa yang dia katakan. Saya katakan juga kepada mereka bahwa 

Dengan menjadi bagian dari citizen journalis, aktif menulis melalui blog  dan sosial media. Selain merupakan salah satu cara untuk dikenal, berbagi ide dan membuat perubahan. Kita juga akan mendapatkan kepuasan dan kesejahteraan karena mendapatkan uang

Saya seolah juga diingatkan oleh adik penanya tersebut. Sekaligus saya juga ingin membuktikan diskusi kami siang itu. Sepulang dari sana saya kembali membuka, merawat dan mengaktifkan kembali blog saya yang selama ini mungkin dibilang orang mati suri. Saya mulai aktif ikut komunitas, diskusi tentang blog dan mencari tahu informasi mengenai blog. 

Itu di atas adalah beberapa momentum bagi saya untuk memilih menjadi penulis dan blogger.  

Hari terus berganti saya terus semangat ngeblog. Termasuk segera mengganti domain blog, menjadi domain pribadi, berbayar tidak gratisan lagi.

Lalu, setelah diganti, job juga belum juga datang.........

Wah, ada yang salah atau kurang ilmunya. Saya pun mulai belajar juga bagaimana sih supaya blog kita bisa dapat job dan saya dapat uang. Kembali saya belajar, mencari tahu dan bertanya kepada teman-teman yang sudah duluan dapat job.

Saya harus mmebuktikan diskusi saat itu, bahwa blog bisa mengghasilkan, bahwa menulis bisa juga mendatangkan uang, dan menulis juga bisa menjadi pekerjaan. Ada gajinya, saya ingin buktikan itu.

Namun, job belum juga datang...... tapi saya tetap berdoa yang kencang, minta rejeki uang dalam hasil menulis.

Tralala, tralala....

Doa itu pun terkabul. Job dari blog pertama kali datang dari salah satu brand toko online, dua bulan sekaligus, satu bulan satu job, satu postingan. Alhamdulillah banget, begitu uangnya cair, saya langsung mengajak anak dan suami makan pempek. Ya, merayakan kebahagian saya.

Setelah dua bulan, terus alhamdulillah meski tidak dari brand yang sama, ada saja job yang datang dan tentunya menghasilkan uang. Saya pun semakin semangat menulis dan tentunya mengejar job.

Job datang bertubi-tubi...senangnya

Akan tetapi  ternyata dunia blogging itu luas banget ya. Mata saya kian terbuka. Bukan cuma urusan DA PA, SEO. Harus selalu meng-upgrade diri dan belajar terus.

Untuk buku, saya sangat bersyukur banget. meski bukunya baru diterbitkan bulan Mei  2016, Bulan Juni saya udah nerima nyicip royaltinya. Uangnya alhamdulillah bisa membantu saya untuk berkurban di lebaran haji tahun ini. 

Saat ini saya sangat menikmati menjadi penulis dan blogger. 

Untuk menulis, saya sedang bertekad untuk setiap tahun, minimal terbit dua buku solo di penerbit mayor. Pencairan royalti yang jelas, akan membuat saya seolah mempunyai tabungan. Sehingga gak perlu ditunggu banget. Jadwal pencairannya sangat jelas. Cukup banyak promosi dan publikasi karya kita saja, dan tentunya banyak berdoa juga. Supaya bukunya manfaat, laris manis.

Untuk blog saya bertekad, minimal satu pekan ada satu postingan dan mentargetkan punya dua blog yang akan saya kelolah secara pribadi. Satu blog untuk 'Pencitraan Diri' satu lagi blog untuk job, atau untuk apa saja, biar lebih santai nulisnya

Saat ini saya sudah membuktikan bahwa menulis itu bisa mendatangkan uang dan bisa menajdi penghasilan. Bukan saja tulisan kita yang dibayar akan tetapi saat menjadi narasumber, share kita juga akan dibayar. Atas ilmu yang kita bagikan.

Jadi menulislah supaya dapat duit, eh...menulislah supaya bisa punya penghasilan eh, menulislah supaya abadi dan menjadi amal jariah kita kelak. 

Sekarang saya menikmati banget menjadi keduanya. Bagaimana dengan kalian.

Tulisan ini dibuat untuk menjawab tantangan #MenulisSerempak #CurhatPenulisFLP  oleh teman-teman Blogger FLP. Semoga tulisan ini juga bisa menginspirasi kalian semua.
Baca Juga

Related Posts

35 comment

  1. Semoga saya ketularan semangat Mbak Milda untuk terus menulis :)

    BalasHapus
  2. Setuju! Menulis supaya abadi.
    Akan ada jejak tulisan kita nanti yang bisa dibaca.

    BalasHapus
  3. Oalah BuMild ini lulusan akper toh. Hihi..baru tahu aku. Pantes aja beberapa bukunya nyerempet tentang kesehatan/gizi:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sayang, sekarang lagi nyari peluang S2, ada beasiswa gak ya

      Hapus
  4. Semangat terus Mbak! Dan tularkan terus inspirasimu ke orang-orang lain :)

    BalasHapus
  5. Ceritanya hampir mirip dg saya mbak.... Bedanya mbak lulusan Akper saya lulusan Sospol

    BalasHapus
  6. Kalau saya alasannya ngeblog, karena kadang saya "ga bisa ngomong"
    saat butuh tempat curhat maka ngeblog jadi solusinya
    tentu saja dengan memprivat publishnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga gitu amba, ngeblog buat mengeluarkan kegudahan hati ya mba

      Hapus
  7. Woow Mbak Milda tangguh banget. Semoga semangat menulisnya menular sama saya. Sempat aktif juga di FLP Batam tapi ya gitu deh saya kurang maksimal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. idih, saya nih yang perlu belajar ama mba Lina

      Hapus
  8. Bu,bagaimana bisa ibu ditawarkan brand toko online untuk menulis? Apakah ibu mengajukan diri? Tulisan semacam apa yang ibu tulis sehingga menghasilkan uang? Terima kasih atas inspirasinya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyap, macam2 sih ada yang saya melamar ada juga ditawarin

      Hapus
  9. Idem Mbak. Saya juga menulis karena ingin berbagi dan dikenang lebih lama dari usia saya. :)
    Wah, Mbak Milda ternyata sudah berprestasi sejak masih muda ya...

    BalasHapus
  10. Saya juga eks FLP Sumbar mba, tp masih minus karya, huhu. mba milda kereeen..

    BalasHapus
  11. kenapa saya menulis jawabannya menulis itu nyenengin hehehe

    BalasHapus
  12. menulis itu menyenangkan ditambah ngeblog makin senang karena dapat job ,itu sih saya heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener, menyenangkan ya mba, apalagi kalo dapat duwit, hehehe

      Hapus
  13. Tularin semangtnya mb😊😊,aku masih ngikutin mood 😁😁, padahal kadang brfikir mau resign fokus dinulis tp pengetahuanku masih cetek banget 😢😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo mau resign kudu punya pemikiran yang panjang say, harus juga dgn dukungan suami dan keluarga

      Hapus
  14. Semoga target-targetnya tercapai dan terus menebar inspirasi lewat tulisan yaa

    BalasHapus
  15. Wah Milda ini senior rupanya di dunia penulisan keren mbak :D

    BalasHapus
  16. Saya harrus banyak belajar dr mba milda... berkah y mba^^

    BalasHapus
  17. Walaupun banyak orang bilang, menjadi penulis itu mudah. Tapi aku masih berpikir, Ada banyak pembelajaran menjadi penulis yang bagus.

    Aku dulu pingin sekolah di Akper, hehee. Keren Mbak, sekarang menjadi seorang penulis

    BalasHapus
  18. Menulis menjadi ajang untuk menolak lupa atas segala yg pernah dialami.

    Karena saya suka sekali menghadiri seminar.

    Paling tidak,
    Suatu hari nanti, bisa saya baca-baca lagi.


    Mba Milda idenya kerren banget.
    Semoga semangat ini tertular ke anak muda jaman sekarang yaa, mba..

    *regenerasi..^^

    BalasHapus
  19. salut mbak...semoga terus berbagi lewat tulisan ya mbak :)

    BalasHapus
  20. Baru tahu kalau Mbak Milda dulunya di Akper, pantesan nulisnya buku-buku kesehatan. Aku kira pure penulis atau lulusan sastra gitu.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin