nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

10 Cara Mengatur Waktu Anak Belajar Selama Pandemi

10 Cara Mengatur Waktu Anak Belajar Selama Pandemi

Selama pandemi, terhitung sejak bulan Maret 2020. Hampir semua sekolah melakukan kegiatan belajar dan mengajar secara online. Ada yang menyebut metode belajar seperti ini dengan nama belajar daring, belajar online, belajar jarak jauh dan lain sebagainya. Intinya adalah proses belajar tidak dilakukan secara tatap muka atau murid tidak datang ke sekolah seperti biasa.


Lalu bagaimana cara mengatur waktu belajar anak di rumah selama pandemi ini, apakah anak juga perlu mengikuti bimbingan belajar seperti biasanya. Bagaimana caranya mengikuti bimbingan belajar secara online seperti Kelas Pintar. Tentu saja untuk menjaga agar selama di rumah saja anak harus tetap belajar . Para guru dan orang tua harus bisa bekerjasama. Terutama peran orang tua, selama belajar di rumah ini, orang tua memiliki peran dan tanggungjawab yang lebih dominan dari sebelumnya.


Berikut ini adalah cerita pengalaman saya untuk mengatur waktu belajar selama pandemi bagi Athifah (8 tahun), murid kelas dua SD/ MIN. Semoga cerita ini bisa menginspirasi para orang tua yang memiliki anak seusia atau sekelas dengan Athifah.




Jadi selama masa pandemi ini, tentu saja pola belajar, bermain dan istirahat anak terganggu. Hampir dikatakan, mereka tidak punya kontrol waktu yang jelas. Seperti bermain di malam hari hingga larut sehingga besoknya bangun kesiangan karena capek. Hal ini sering terjadi di awal-awal masa belajar di rumah saja karena pandemi.


Jika dibiarkan tentu saja, hal ini tidak baik bagi Athifah, tidak baik bagi kesehatan, aktivitas kesehariannya dan juga kegiatan belajarnya. Lalu saya membuat pola jadwal kegiatannya di rumah seperti seolah tetap ada kegiatan ke sekolah seperti biasanya.


10 Cara Mengatur Waktu Belajar Anak 
Selama Di Rumah Saja


1. Harus tetap bangun pagi, saya menetapkan selama pandemi harus tetap bangun pagi dan tidak boleh terlambat shalat subuh. Alhamdulillah, Athifah sudah tertib untuk shalat lima waktu. Meski kadang setelah shalat, Athifah kembali tertidur. Tapi ini tidak terlalu sering.

2. Mandi pagi, saya memberikan batas waktu untuk mandi pagi paling telat di jam delapan pagi ,anak-anak sudah mandi dan berpakaian rapi.

3. Selalu sarapan atau makan pagi,  Saya memberikan kebebasan untuk sarapan atau makan pagi sebelum mandi atau setelah mandi. Tapi lebih seringnya Athifah melakukan kebiasaan ini sesudah mandi.

4. Bersiap belajar, Pada awal pandemi sekolah Atifah mengikuti juga cara belajar yang diarahkan oleh Kemendikbud, yaitu belajar via TVRI. Jadi pagi hari sekitar jam sembilan Athifah sudah stand by di dekat TV. Ia sudah siap untuk belajar melalui TVRI. Kegiatan belajar seperti ini sangat disukai Athifah. Yah, belajar juga menonton. Jadi lebih asik dan seru.

5. Tugas sekolah harus selesai tepat waktu, setiap ada tugas sekolah ,saya memberikan batas waktu kepada Athifah untuk menyelesaikannya sampai jam sebelas siang. Ini sama halnya dengan waktu ia pulang sekolah seperti biasanya. Lalu tugas tersebut saya segera kirimkan kepada gurunya melalui pesan online. 

6. Tetap bermain, setelah tugas selesai, Athifah boleh istirahat belajar. Ia boleh bermain, menonton, shalat, main game online, akses youtube, makan atau melakukan aktivitas lainnya yang ingin ia lakukan. Waktu bermain ini saya bebaskan sehingga jarang sekali Athifah tidur siang.

7. Waktu main terakhir, setiap hari saya memberikan batas bermain dan membuat rumah berantakan sampai dengan jam empat sore. Di rumah area yang tidak boleh dijadikan tempat bermain adalah kamar saya , kamar kakaknya dan ruang tamu. Selain itu mereka bebas untuk bermain.  Setelah waktu bermain siang habis, Athifah dan adiknya segera merapikan mainan kembali, biasanya dibawa ke dalam kamarnya.

8. Aktivitas sore , menjelang sore, biasanya Athifah melakukan kegiatan outdoor, misalnya bermain sepeda di luar, bermain tenda , bermain ayunan atau apa saja yang dilakukan di luar rumah. Oh, ya Athifah juga punya tugas untuk mengangkat jemuran pakaian. Jadi setiap hari ia melakukan tugas tersebut dan sudah menjadi kebiasaan. Setelah itu Athifah Mandi dan menonton atau aktivitas santai lainnya sambil menunggu waktu magrib tiba.

9. Mengaji dan Menghapal Al-Quran, Usai shalat Magrib, Athifah lanjut mengaji. Sebelum kakaknya masuk kembali boarding school . Athifah dibimbing dan diajari mengaji oleh kakaknya, kegiatan ini kadang dilakukan sampai menjelang shalat Isya.

10. Membaca satu hari satu buku, supaya Athifah tidak lupa bagaimana membaca, dan juga mendapatkan pengetahuan tambahan. Setiap hari, saya selalu mewajibkan untuk Athifah membaca buku. Pokoknya, ia harus membaca buku.Kegiatan ini paling sering ia lakukan menjelang akan tidur. Namun sering juga ia lakukan di siang atau sore hari. Makin lama kebiasaan membaca buku ini sudah menjadi kebutuhannya, Athifah bisa membaca buku kapan saja ia ingin membaca. Oleh karena itu selama pandemi ini saya juga membelikan Atifah buku bacaan baru. Dia suka baca buku dua bahasa.


Athifah suka baca buku dua bahasa


Mendukung Anak Belajar di Rumah 
Secara Maksimal


Selama belajar di rumah, peran orang tua sangat besar untuk kelancaran dan kesuksesan anak belajar karena orang tua memegang kendali yang dominan di rumah. Banyak orang tua yang mulai stress dan sibuk dalam membimbing anak belajar di rumah. Apalagi jika orang tua tersebut gaptek teknologi, ini akan menambah timbulnya masalah baru. 


Sebab, proses belajar online ini juga menuntut kreativitas dan kepintaran orang tua juga dalam menggunakan alat teknologi seperti handphone. Orang tua juga diminta membuat foto atau video kreatif saat anak mengerjakan tugas sekolah di rumah. Sering juga diminta untuk membuat video dengan tema pembelajaran tertentu. Jika orang tua tidak tahu teknologi ini, tentu saja akan menghambat tugas sekolah anak.


Belum lagi dalam membimbing anak mengerjakan tugas sekolah. Tema mata pelajaran anak sekarang sangat berbeda dan terus berkembang. Orang tua juga dituntut untuk pintar dan mempunyai pengetahuan yang lebih dari anaknya. Agar bisa membantu anak dalam menyelesaikan tugas sekolahnya. Untuk mengatasi masalah ini. Orang tua bisa ikut bimbingan belajar secara online di Kelas Pintar . Saat mengikuti bimbingan belajar tersebut, bukan hanya anak yang belajar, orang tua juga bisa ikutan belajar.


Kenalan dengan Kelas Pintar


Kelas Pintar adalah sebuah solusi belajar online dengan metode pintar, personal, dan terintegrasi yang didesain untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran guna mendapatkan nilai akademis yang lebih baik.




Kelas Pintar menggunakan pendekatan PERSONAL , sesuai dengan karakter anak. Melalui metode penyampaian materi yang beragam, baik itu melalui Visual, Audio, maupun Kinesthetic (V.A.K).


Untuk memastikan kurikulum pendidikan di Indonesia bisa diserap oleh siswa, Kelas pintar menggunakan metode pembelajaran PINTAR yang menggunakan pendekatan Learn, Practice, dan Test.


Alasan Belajar di Kelas Pintar


Belajar di Kelas Pintar akan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi orang tua, murid dan guru. Mereka bisa saling terintegrasi dengan baik


1. Belajar kapan saja dan dimana saja
2. Sistem belajar terintegrasi
3. Belajar, praktik dan test
4. Belajar sesuai karakter anak





Oleh karena itu, bagi orang tua yang mengalami masalah atau kendala dalam membimbing anak dalam belajar, bisa ikutan Kelas Pintar ini saja. Selain memberikan solusi dalam pelajaran sekolah anak. Di Kelas Pintar ini juga banyak pengetahuan untuk menambah wawasan orang tua dalam membimbing anak belajar sehingga stress orang tua dan anak bisa teratasi. Anak dan orang tua bisa belajar dengan senang. 


Oh, ya orang tua juga bisa mengusulkan kepada guru atau sekolahnya untuk belajar dengan menggunakan Kelas Pintar ini dengan menggunakan dana BOS sekolah sehingga masalah biaya dalam berlangganan Kelas Pintar bisa diatasi bersama-sama.

Baca Juga

Related Posts

0 comment

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin