nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Dies Natalis 34 Universitas Bengkulu dan Sampah yang Berserakan




Dies Natalis 34  Universitas Bengkulu 
dan Sampah yang Berserakan

Hari ahad lalu, 24 April 2016. Saya dan keluarga mengikuti acara Jalan Santai, yang merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan  Dies Natalis 34 Universitas Bengkulu.

Pada acara ini selain banjir para pejabat dari kampus juga banjir dengan hadiah dari para mitra dan sponsor.


Hadiah utama jalan santai ini adalah dua buah sepeda motor, seru dan keren kan. Belum lagi hadiah lainnya seperti kompor gas, kulkas, TV, setrikaan, magic com , sepeda, hape dan banyak lagi yang sangat rugi untuk dilewatkan.


Dari jam enam pagi, peserta sudah berdatangan. Bukan saja keluarga besar Unib, tetapi masyarakat di sekitar kampus dan warga Bengkulu yang ikut serta meramekan.

Kupon undiannya pun bisa didapatkan dan digunting lewat salah satu koran yang ada di kota Bengkulu. Uniknya di kupon tidak diberikan nomer. Tetapi peserta cukup mencantumkan nama lengkap, no KTP, alamat dan nomer hape. Nanti pemenang akan dipanggil sesuai dengan identitas yang tercantum di kupon. Pemanggilan nama pemenang hanya tiga kali saja selebihnya akan dianggap hanggus. Yap, rugi dong ya, hehehe.

Satu persatu hadiah mulai berguguran, para pemenang sudah mulai panen. Hmmm, saya belum dapat apa-apa nih. Gakpapa, melihat teman-teman bergemuruh dan berteriak riang saat namanya disebutkan. Cukup membuat saya ikut bergembira juga. Bahkan saya juga ikutan berteriak, rasanya emang enak berteriak lepas.

Akhirnya, hadiah utama sepeda motor pun sudah digondol pemenang. Alhamdulillah senangnya yang dapat motor. Dan saya gak dapat apa-apa. 

Sekitar jam sebelas , acara resmi selesai. Hadiah pun habis dibagikan. Peserta mulai pulang yang tersisa hanya sampah yang berserakan. 

  
Acara yang berpusat di samping gedung rektorat tersebut sudah membuat lingkungan di sekitarnya seketika berganti yang tadinya dipadati oleh manusia, seolah berganti dengan sampah. Entah bekas kupon, makanan dan minuman. 


Kok bisa, ini kan acara kampus dan tempatnya para intelektual. Kenapa bisa kejadian begini. Emangnya gak ada tempat sampah di sekitar tempat acara. Atau memang orang yang hadir di sana pada cuek soal ini. 

Betul, memang ada petugas kebersihannya. Nanti mereka akan membersihkannya setelah acara selesai dan menyulap tempat tersebut menjadi bersih kembali kalo gak begitu, nanti mereka gak kerja dong.



Yap, bisa jadi begitu. Akan tetapi lebih baik juga kan , para petugas kebersihan tersebut membersihkan tempat lain yang memang kotor dan belum dibersihkan atau kita membatu pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dan cepat. 

Menurut saya sebaiknya, jika memang ada petugas kebersihannya. Mereka selama acara berlangsung juga patroli dan membawa keranjang sampah. menampung sampah yang akan dibuang peserta atau membantu peserta yang mencari tempat sampah.

Lalu, pembawa acara juga bisa membantu untuk mengingatkan para peserta untuk tidak membuang sampah sembarangan selama kegiatan berlangsung. Karena yang hadir juga banyak orang awam. Mereka juga perlu diingatkan.

Hal ini sering juga saya temui, pembawa acara sebuah kegiatan yang menyeru kepada para peserta untuk menjaga kebersihan tempat acara dan tidak membuang sampah sembarangan. Dilakukan pun berkali-kali.


Memang kita sering juga menemukan hal serupa seperti ini di berbagai kegiatan. Betul, tetapi ini dilakukan di kawasan kampus loh. Para akademisi, orang-orang berpendidikan sudah pasti banyak mendominasi yang hadir. Mengapa bisa terjadi? Bukankah kebersihan juga bagian dari iman dan semua orang suka dengan 'bersih'


Perilaku seperti ini terlihat sepele, tetapi akan berdampak sangat baik. Apalagi memang diarahkan dan diingatkan berkali-kali. Bisa menumbuhkan kecintaan terhadap kebersihan lingkungan, disiplin dan rasa empati terhadap sesama.

Lalu, setelah acara ini di tahun mendatang Unib, sebagai gerbang pencetak generasi unggul di Bengkulu. Dapat menjadi gerbang juga untuk mencetak dan melahirkan pribadi yang unggul, tangguh dan cinta lingkungan.

Semoga di tahun depan saya berharap, pada acara jalan santainya tak ada lagi muncul istilah ' Habis Jalan Santai Terbitlah Sampah Berserakan' . Panitia dan peserta dapat bekerjasama dengan baik untuk menjaga kebersihan tempat acara.

Selamat dies natalis ke 34 ya Universitas Bengkulu. Semoga semakin menebarkan manfaat yang luas bagi Bengkulu dan Indonesia.
Baca Juga

Related Posts

12 comment

  1. maslaah klasik sebenernya, kayak kemarin ikut jalan sehat memang ada beberapa orang yg buang sampa di tempatnya tp banyaaakkkk yg buang di tempat mereka berdiri :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, bener Mba klsik banget tetapi gak selesai2.

      Hapus
  2. masalah sampah ini memang sangat mengganggu yah Mba Milda, dibutuhkan kesadaran yang tinggi untuk membebaskan lingkungan kita dari masalah sampah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Miris liatnya, di lingkungan akademik bisa terjadi

      Hapus
  3. itulah kebanyakan dari kita mba Milda, kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih amat sangat memprihatinkan.

    BalasHapus
  4. Wah keren sekali ya menumbuhkan jiwa tanggung jawab pada anak..

    BalasHapus
  5. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin