nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Beginilah Perjuangan Nawra Dalam Menyelesaikan Hapalan Terakhir Juz 30 (Bagian Tiga)




 
Perlengkapan Nawra Menghapal Al-Quran. Karet gelangnya abaikan aja ya :)
        Alhamdulillah, Nawra kemarin di hari ahad ketika jadwal kelas tahfidz, ia mampu menyetorkan 26 ayat dari surat An-Naba. Sisa 14 ayat lagi.


          Siangnya sepulang dari kondangan kami mampir ke toko kue untuk memesan kue ulang tahun Nawra yang ke sembilan.


          Ya, hari ini 9 Februari 2016 bertepatan dengan hari kelahiran Nawra.


          Kami memesan kue ulang tahun yang enak, yang kuenya bisa dimakan. Biasanya kue ulang tahun itu karena sudah dihias, cake atau bolunya kurang enak. Cuma cantik ama hiasannya saja, hehehe,


          Kali ini seiring bertambahnya umur dan pemahaman Nawra akan konsep ulang tahun. Kami memesan kue tanpa lilin. Nawra mengerti dan menyetujuinya. Bahwa ulang tahun tidak harus selalu ada acara tiup lilinnya.


          Nah, saya ceritakan ya, apa saja yang dilakukan oleh Nawra untuk menyelesaikan 14 ayat lagi dari surat An-Naba tersebut.


          Memang tinggal sedikit, tetapi empat ayat terakhir dari surat An-Naba tersebut lumayan panjang-panjang. Butuh ekstra perjuangan untuk menghapalnya.




          “Empat ayat terakhir ini, panjang-panjang Meme, lebih susah menghapalnya” ungkap Nawra di sela-sela dia menghapal.


          “Tetapi nanti jadi mudah kak, kalo sudah mulai dihapal. Coba aja pelan-pelan. “


          Ini adalah perjuangan terakhir Nawra untuk menyelesaikan hapalannya sebelum ikut tes wisuda di sekolahnya.








          Saya memberikan waktu Nawra untuk menghapal. Setelah dia bilang bisa, saya lalu menyimak hapalannya. Begitulah prosesnya, pelan-pelan dan sedikit demi sedikit . Dimulai dengan satu atau dua ayat dulu. Setelah hapal Nawra menyetorkannya ke saya, lalu saya menyimak. 


          Enaknya juga mengajak anak menghapal begini, kita menjadi lebih dekat dan saya juga artinya belajar dan menghapal.


          Tiba di bagian empat ayat terakhir. Nawra sudah berulang kali mencoba mengulangnya. Ada saja yang salah baca. Nawra hampir terlihat putus asa.


          Lalu , datang sepupunya Nailah dan Dzaki ke rumah. Mereka juga ikut membantu Nawra menghapal. Mereka berdua alhamdulillah sudah hapal surat An-Naba.


          Di SDIT Rabbani, anak-anak menghapal juz 30 dimulai dari surat An-Naba. Jadi Nailah sudah hapal sampai dengan surat At- Tiin. Sedikit lagi dia akan menyelesaikan hapalan juz 30nya. Nailah kelas dua sedangkan abang Dzaki sudah diwisuda, dia kelas lima.


          Kedatangan mereka berdua, sangat membantu Nawra. Tetapi empat ayat terakhir itu memang terasa berat bagi Nawra. Dia hampir saja mengamuk dan menanggis, kesal kayaknya kok gak hapal-hapal.


          Nailah dan Dzaki sesekali terkekeh melihat tingkah laku Nawra tersebut.


          Lalu Nailah bertanya, “Ini karet siapa? Kenapa belum dijalin”


          Nawra meringgis, “Punya Wa, tapi belum boleh dijalin kalo belum hapal surat An-Naba”


          “Ya, sudah hapalkan lagi Wa. Kan tinggal sedikit lagi, empat ayat lagi” kata abang Dzaki menghibur.


          Kembali Nawra bersemangat dan berjuang untuk menghapal. Hari sudah semakin malam. Sudah hampir jam sembilan malam. Nailah dan Dzaki juga sudah dijemput Ayahnya dan mau pulang.


          “Ya, sudahlah kak, besok lagi usai subuh kita lanjutkan empat ayatnya. Kan sudah dihapal tinggal melancarkan lagi. tidurlah dulu, istirahat.” Kata saya menyemangati.


          Nawra tidak mau, dia belum mau tidur. 


          “Belum mengantuk Me” jawabnya


          Saya cuma tersenyum, saya sudah mengerti dengan tabiat dan semangat Nawra. Dia tidak akan gampang menyerah.


          “Wa, mau menjalin karetnya malam ini juga. Besok mau dibawak ke pantai,main sama Nailah pas acara ulang tahun Nawra. “


          Hah, saya tersenyum geli. Anak ini kalo sudah ada maunya, apa pun dia lakukan.


          Akhirnya, Nawra malam ini pas jam setengah sepuluh mampu menyelesaikan hapalan surat An-Nabanya. Alhamdulillah.  


          Lalu, dia segera meminta ijin untuk menjalin karet gelangnya menjadi yeye.


          Hahahaha, saya kembali terkekeh, ternyata karet gelang ini menjadi salah satu motivasi Nawra untuk menghapal malam ini.


          Baiklah, karena besok libur. Saya ijinkan dia menjalin karetnya. Tidak semua, hanya sebagian saja. Sebagai pertanda saja bahwa dia sudah menjalinnya. Kalo dirasa kurang panjang besok bisa ditambahkan kembali.


          Setelah itu Nawra tidur, saya kembali menyetelkan murotal surat An-Naba di kamarnya.


          Alhamdulillah sudah selesai, tinggal mempelancarkannya, semoga besok lancar jaya setoran hapalannya dengan ustadzah Noni ya.Besok Nawra akan bangun dan menyambut usia barunya, sembilan tahun.

Baca Juga

Related Posts

0 comment

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin