nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Mencari Bulir Pasir Pantai Di Kota Palembang






          “Sumatra Selatan nggak punya pantai? Masa’, sih ? “

Pertanyaan seperti ini bukan hanya terdengar sekali. Memang, sejak seringnya terjadi pemekaran (dan ‘penyempitan’) wilayah administrasi di negeri ini, pengetahuan geografi yang didapat di bangku sekolah seperti dibuat ‘kocar-kacir’. Barangkali Anda termasuk salah satu yang mengalaminya. 

          Sampai tahun 1998, Provinsi Sumatra Selatan terdiri dari 2 kota dan 8 kabupaten.  Yaitu : Kota Palembang dan Pangkal Pinang. Delapan kabupaten yang ada kala itu adalah Kabupaten Lahat ; Muara Enim ; Musi Banyuasin ; Musi Rawas ; Ogan Komering Ilir ; Ogan Komering Ulu ; Bangka dan Belitung.

          Tahun 1999, terjadi pemekaran daerah di provinsi dengan ibukota Palembang ini. Jumlah kota dan kabupaten bertambah, total menjadi 15.

          ‘Rombongan pendatang’ baru itu adalah : Kota Pagar Alam ; Kota Prabumulih ; Kota Lubuklinggau ; Kabupaten Banyuasin (pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin) ; Kabupaten Ogan Ilir (pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir) ; Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu); Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu), dan Kabupaten Empat Lawang (pemekaran dari Kabupaten Lahat).

          Meski bertambah kota dan kabupaten, secara berbarengan terjadi pula pengurangan. Ada tiga wilayah yang boyonganminggat’ dari Provinsi Sumatra Selatan, yakni Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkal Pinang. Secara geografis, letak kota dan kabupaten ini berada di kawasan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Ketiganya bergabung dan resmi menjadi provinsi ke-31 di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menyandang nama, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sejak tahun 2000.

          Padahal, di tiga wilayah inilah ‘gudang’nya pantai Provinsi Sumatra Selatan versi lama.  Otomatis, Sumatra Selatan pun kehilangan ‘surga-surga’ pantai. Karena di wilayah Bangka Belitung inilah ‘bertaburan’ pantai-pantai indah dan terkenal.

          Sebut saja Pantai Pasir Padi , Pantai Matras, Pantai Air Anyir di Pulau Bangka. Pantai Tanjung Tinggi di Pulau Belitung (yang disebut-sebut sebagai pantai termolek di Kepulauan Bangka – Belitung), dan masih sederet lagi pantai lainnya. Kalau dihitung ada lebih dari 40 pantai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Semula, pantai-pantai ini milik Provinsi Sumatra Selatan.  

          Oke, lupakan hal itu. Toh, di sisi timur Provinsi Sumatera Selatan masih berbatasan langsung dengan Selat Bangka dan Laut Jawa. Sisi lainnya tetap berbatasan dengan daratan. Yaitu sebelah utara, dengan Provinsi Jambi ; sebelah selatan dengan Provinsi Lampung ; sisi barat dengan Provinsi Bengkulu. Kabupaten yang bersentuhan dengan lautan adalah Ogan Komering Ilir.

          Namun, sayang seribu kali sayang. Wilayah-wilayah pesisir ini lebih didominasi oleh rawa-rawa, daratan berair payau yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan hutan bakau. Yang membuat miris, keberadaan hutan-hutan bakau ini juga tengah terancam oleh upaya pembangunan yang kurang memperhatikan perlindungan lingkungan. 

          Jadi, mencari dataran landai dengan hamparan pasir putih di sekelilingnya yang umum disebut pantai di Sumatra Selatan, seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

          Kalau dicari data kawasan wisata pun tidak ditemukan nama pantai di provinsi yang dahulu kala disebut sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara ini. Umumnya yang muncul adalah  wilayah perairan seperti Danau Ranau, Sunga Musi dan sungai-sungai lainnya.

          Bagaimana dengan Pulau Kemaro ? Bukankah setiap pulau punya pantai ?
          Ya, benar, ada kawasan wisata bernama Pulau Kemaro atau Pulau Kemarau di Sumatra Selatan. Setiap perayaan Cap Go Me (15 hari sebelum perayaan Imlek), pulau ini ramai dipadati pengunjung yang ingin beribadah. Di sini terdapat pagoda bertingkat sembilan.

          Namun pulau ini tidak seperti pulau pada umumnya. Pulau yang berhubungan dengan legenda kisah cinta Putri Fatimah dan Tan Bun An, anak raja Tiongkok, lebih merupakan delta Sungai Musi. Lagi-lagi tak ada pantai berpasir di Sumatra Selatan.  

          Jadi kalo ke kota Palembang yang dicari Pempek aja ya, so pasti bakal ketemu dan terdapat dimana-mana, hehehe.
Baca Juga

Related Posts

3 comment

  1. Jadi kalo ke kota Palembang yang dicari Pempek aja ya, so pasti bakal ketemu dan terdapat dimana-mana >>> nah ini ni yg teringat pertama kali kalau dengar kata Palembang:)

    BalasHapus
  2. hahaha, benar Mba...yang kita ingat pempek ya. Di sana gak ada pantainya, meski ada kapal selam.

    udah pernah ke kota Palembang Mb?

    BalasHapus
  3. Hahah iya kapal selam banyak, pantainya enggak ada

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin