nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Edisi Naskah Nusantara



Edisi Naskah dan Langkah Kerjanya:
Kritik Teks, Metode Penyuntingan, dan Transliterasi

Edisi Naskah
A.       Langkah Kerja Edisi Naskah, Teks yang hanya terdapat dalam satu naskah berbeda perlakuannya dengan teks yang ada dalam beberapa naskah. Untuk mengetahui edisi atau kapan naskah itu dicetak maka filolog harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 

1)         Inventarisasi naskah, dapat dilakukan apabila sudah ditentukan naskah yang akan dijadikan objek penelitian. Misalnya, Hikayat Muhammad Hanafiah, langkahnya: meneliti jumlah naskah. Untuk mengetahui jumlah naskah, peneliti mencari di berbagai tempat penyimpanan naskah, caranya dengan melihat katalog naskah. Katalog adalah buku yang berisi berbagai judul naskah yang ada dalam suatu koleksi. Katalog dibedakan menjadi dua, yaitu (a) katalog deskriptif, yaitu buku yang mendeskripsikan keadaan suatu naskah dengan lengkap, mislnya: ukuran naskah, jumlah halaman, kolofon, serta ringkasan isi, contoh: Katalog Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat (1972). (b) Katalog yang isinya hanya memuat judul naskah dan tempat penyimpanannya, contoh Katalog yang disusun Joseph Howard, berjudul Malay Manuscripts: A Bibliographical Guide (1966).
Katalog yang dapat dipakai adalah katalog yang sesuai dengan naskah yang diambil/dijadikan objek, misalnya Naskah berbahasa Jawa, maka dicari katalog naskah Jawa, Naskah berbahasa bali dicari katalog naskah Bali dan seterusnya.
Naskah Melayu yang disimpan di Perpustakaan Nasional, Jakarta dapat diketahui dalam katalog berikut ini (lihat Modul  halaman 5.4-5.6)  

2)         Deskripsi Naskah, yang dideskripsikan terhadap naskah pada umumnya meliputi tiga hal, yaitu (1) deskripsi fisik, (2) Deskripsi jilid naskah, dan (3) Isi naskah. Sedangkan Mulyadi (1994) merinci hal-hal yang dicatat dalam mendeskripsikan sebuah naskah:
a)   Judul naskah, ditemukan pada halaman awal disebut halaman judul. Kalau tidak ditemukan halaman judul biasanya diletakkan pada awal atau khir teks. Kalau tidak ditemukan maka filolog wajib memberi judul, caranya judul di dalam kurung [...] atau diberi tanda petik “...”
b)   Tempat penyimpanan naskah, sebutkan semua tempat yang menyimpan naskah (lihat katalog). Temapt penyimpanan ada yang lembaga formal (yayasan, museum, perpustakaan) atau perorangan.
c)   Nomor naskah, nomor biasanya diberikan oleh pemilik, ditempelkan pada sampul naskah. Biasanya lembaga penyimpan memberikan nomor lagi, maka kedua nomor harus dicatat apa adanya.
d)  Ukuran naskah, terdiri (i) ukuran sampul naskah, (ii) ukuran halaman naskah, dan (iii) ukuran yang ditulis (kolom teks). Ukuran dihitung panjang kali lebar.
e)   Jumlah halaman, ada yang menghitung jumlah halaman yang ada dan ada yang berdasarkan jumlah lembar. Yang terpenting konsisten. Disebutkan pula halaman yang ditulisi dan halaman yang kosong.
f)    Jumlah baris, dihitung per halaman. Halaman awal dan akhir berbeda jumlah barisnya dengan halaman isi teks. Deskripsikan selengkap mungkin atau diambil jumlah rata-rata baris dalam teks, lalu sebutkan jumlah halaman awal dan akhir.
g)   Huruf, huruf adalah tulisan yang dipakai dalam naskah. Huruf disebut pula aksara. Sebutkan aksara apa yang dipakai dalam naskah itu, aksara Arab, Latin, atau yang lain.
h)   Bahasa, sebutkan bahasa apa yang digunakan dalam teks.
i)     Tinta, sebutkan jenis dan warna tinta, apakah teks itu ditulis dengan tinta hitam, cokelat dst. Sebutkan ada tidak rubrikasi, yaitu pewarnaan khusus dengan tinta merah.
j)     Alas naskah, sebutkan alas (bahan) yang digunakan untuk menulis teks, misalnya dluwang, lontar atau bambu dll.
k)   Garis tebal (chain line) dihitung jumlahnya dan garis tipis (laid line) dihitung dalam tiap sentimeter ada berapa garis.
l)     Kondisi naskah, yang dideskripsikan keadaan kertas, masih baik atau sudah banyak yang robek, rusak (bolong-bolong), apakah sudah dilaminasi. Sebutkan juga jika ditemukan naskah yang dicetak dengan cara tradisional, yaitu cetak batu (litografi).
m) Kolofon, sebutkan, misalnya tempat, waktu, penulis/penyalin. Kolofon biasanya terdapat di halaman akhir, tetapi ada pula yang di halaman depan.
n)   Gambar, ada iluminasi (gambar hiasan di halaman depan: awal dan kedua) dan ilustrasi, terdapat di halaman isi untuk memperjelas teks. Deskripsikan gambar apa, alat yang digunakan, dan warna, serta di halaman berapa.
o)   Jilid Naskah, deskripsikan bahan cover, motif, cara menyatukan lembar-lembar naskah, misalnya dengan lem atau benang atau kuras adalah kertas yang dilipat dan dipotong lalu disusun betumpuk ada yang terdiri 4,6, atau 8 lembar. Hitung satu jilid berapa kuras.
p)   Catatan, jika di dalam naskah ditemukan catatan, maka deskripsikan apa adanya.

3)          Perbandingan Teks
Perbandingan teks dalam naskah dilakukan apabila teks terdapat lebih dari satu naskah. Kalau naskah hanya satu, langkah ini dilewati. Yang diperbandingkan adalah: isi cerita, misalnya episode per spisode kalau teks ditemukan perbedaan versi. Kalau teks yang ditemukan hanya varian, yang dibandingkan perbedaan pemakaian kata. Perbedaan dicatat dalam aparatus kritikus. Aparatus kritikus biasanya ditempatkan pada kaki halaman atau pada halaman tersendiri di akhir halaman setelah semua perbedaan dicatat.
Baca Juga

Related Posts

0 comment

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin