nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Kedudukan dan Manfaat Filologi



1.         Kedudukan filologi terhadap linguistik, ada beberapa cabang linguistik yang dapat membantu filologi, yaitu etimologi adalah ilmu tentang asal-usul dan sejarah kata, sosiolinguistik adalah ilmu tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku masyarakat,  misalnya undha-usuk, dan stilistika adalah ilmu tentang gaya bahasa sastra, dengan stilistika juga dapat membantu penentuan usia teks.

2.      Pengetahuan tentang bahasa yang mempengaruhi bahasa teks, mis. Bahasa Nusantara pada umumnya dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, Tamil, Arab, Persi dan berbagai bahasa serumpun. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa yang mempengaruhi teks yang akan dikaji sangat membantu terhadap kajian tesk tersebut.

3.      Paleografi, adalah imu tentang macam-macam tulsankuna. Ilmu ini penting untuk tulisan kuna berupa prasasti yang tertera di atas batu, logam, atau bahan lainnya. Paleografi mempunyai tuga tujuan, 1) mengalihaksarakan teks tulisan kuna karena tulisan tersbut sulit bagi orang awam, 2) menerjemahkan teks ke dalam bahasa Indonesia atau asing, dan 3) menempatkan peninggalan tertulis itu dalam sejarah kebudayaan suatu bangsa berdasarkan waktu dan tempat ditulisnya teks itu. Dalam buku Indonesian Paleografi karangan J.G. Casparis dijelaskan macam-macam tulisan yang dipakai di daratan Asia Tenggara, terutama di Semenanjung Malaya, Muangthai Selatan, Kamboja, dan Vietnam Selatan, yang berdasarkan pelacakannya berasal dari tulisan raja dinasti Palawa di India selatan abad ke-4.  Di Nusantara huruf palawa digolongkan menjadi (a)  Palawa awal menunjukkan ciri-ciri yang berhubungan dengan huruf India Selatan dan Sri Langka (abad ke-3 dan ke-5) dan Palawa lanjutan (abad ke-7--ke-8) misalnya prasasti Tuk Mas di Jawa Tengah, Kadukan Bukit (683), Talang Tuwo (684), Karang Brahi di Jambi, dan Kota Kapur di P. Bangka (686) .

4.      Ilmu Sastra, Naskah Nusantara pada umumnya berisi teks sastra, yaitu teks berupa cerita rekaan (fiksi), mis. Teks Melayu yang tergolong cerita pelipur lara, cerita berbingkai, jenaka, wayang, panji, dan pahlawan Islam. Abram (1953) membedakan empat tipe kritik tradisional terhadap sastra: 1) Mimetik, menonjolkan aspek referensial, acuan karya sastra, dan kaitannya dengan dunia sastra, 2) Pragmatik, menonjolkan pengaruh karya sastra terhadap pembaca/pendengarnya, 3) Ekspresif, menonjolkan penulis karya sastra sebagai penciptanya, dan 4) objektif, mementingkan karya sastra sebagai struktur otonom, lepas dari latar belakang sejarahnya dan dari diri serta niat penulisnya.

Wellek dan Warren menggolongkan no. 1),2),3) sebagai pendekatan ekstrinsik, dan no. 4) sebagai intrinsik.











Ada pendekatan lain yang disebut sosiologi sastra, yaitu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan, yang diungkap:

 1) konteks sosial pengarang: bagaimana pengarang menghasilkan karya, profesionalisme pengarang, sasaran masyarakat pembaca,

 2) sastra sebagai cermin masyarakat, dan 3) fungsi sastra dalam masyarakat.
Ada pendekatan lain disebut semiotik adalah pendekatan yang memandang sastra sebagai gejala kemasyarakatan dan kebudayaan. Semiotik adalah ilmu tentang tanda. Semiotik memandang bahwa fenomena sosial/kemasyarakatan dan kebudayaan, sistem, aturan, konvensi merupakan tanda-tanda bermakna. Penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai wujud penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi tambahan dan penelitian ciri-ciri yang menyebabkan berbagai wacana mempunyai makna.

5.      Pengetahuan Agama Hindu, Budha, dan Islam, sebab berdasarkan penelusuran naskah Nusantara melalui kalaogus dan karya ilmiah menimbulkan kesan bahwa teks yang terkandung di dalamnya dipengaruhi ajaran Hindu, Budha, dan Islam.

6.      Sejarah Kebudayaan, Naskah Nusantara selain dipengaruhi Hindu, Budha, dan Islam, juga dipengaruhi sastra klasik India, Arab, dan Persi. Oleh karena itu pentinglah kiranya dikuasainya sejarah kebudayaan yang terkait dengan teks tersebut.

7.      Antropologi, Penggarapan naskah tidak terlepas dari konteks masyarakat dan budaya yang melahirkannya, maka ahli filologi dapat memanfaatkan hasil kajian atau metode antropologi sebab objeknya sama, yaitu manusia dari segi fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya.


Manfaat Filologi bagi Ilmu-ilmu Lain

Manfaat filologi bagi ilmu-ilmu lain, yaitu bahwa filologi bermanfaat atau sebagai:

 a)  Ilmu bantu Linguistik, terutama linguistik diakronik, sebab linguistik diakronik ilmu perbandingan bahasa oleh karena itu memerlukan kajian teks lama hasil filologi.

b) Ilmu sastra, bantuan filologi terutama dalam bentuk penyajian teks suntingan dan hasil pengkajian teks yang mungkin dapat digunakan dalam penyusunan sejarah sastra atau teori sastra.

 c) Sejarah Kebudayaan, dengan kajian filologi dapat diungkap khasanah rohaniah nenek moyang, seperti kepercayaan, adat-istiadat, kesenian, dan bahasa.  

d) Sejarah, banyak kajian filologi ntentang sejarah, yaitu Negara kertagama, Pararaton (naskah Jawa kuno), Naskah babad Tanah Jawi, Babad Dipanegara, Babad Blambangan, , Babad Demak (naskah Jawa baru) dll. (halaman 1.25)

e) Hukum Adat, dukungan filologi terutama sebagai sumber data (penyedia teks). Banyak naskah Nusantara yang berisi adat istiadat daerah tertentu. Contoh teks undang-undang dalam sastra Melayu, adalah: Undang – undang Negeri Malaka atau risalah Hukum Kanun/Kanon, Undang-Undang minangkabau, Undang-undang Bangkahulu dll.

f) Sejarah Perkembangan Agama, telah dikemukakan hasil kajian  filologi menyatakan bahwa naskah Nusantara banyak yang mengandung teks keagamaan. Misalnya teks Jawa kuno menggambarkan kehidupan masyarakat beragama Hindu dan Buda, teks Melayu menggambarkan masyarakat beragama Islam.

g) Filsafat, renungan bersifat filsafat pernah terjadi di masa lampau antara lain digali lewat budaya lama yang berwujud teks sastra. Filsafat mengutamakan ratio, dan pemikiran bersifat rational ini dimulai pada zaman datanganya Islam. Teks-teks lama terbukti mengandung renungan filsafat yang erat kaitannya dengan seni dan agama, yaitu etika, estetika, dan metafisika. Contoh teks suntingan yang dimanfaatkan ahli filsafat adalah: Sang Hyang Kamahayanikan, Ramayana Kakawin, Arjuna Wiwaha, Boma Kaviya, Hikayat Banjar, Hikayat Merong Mahawangsa, Hikayat Sri Rama dll. (halaman1.27)

Baca Juga

Related Posts

0 comment

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin