nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Iluminasi Naskah Nusantara




Contoh Iluminasi
Iluminasi pada awalnya berarti penyepuhan emas pada beberapa halaman naskah untuk memperoleh keindahan. Kemudian bergeser, iluminasi adalah  gambar dalam naskah yang biasanya terdapat pada halaman depan naskah (halaman 1 dan 2) berfungsi sebagai penghias halaman. Gallop (1991:79) menyatakan iluminasi adalah gambar yang berfungsi sebagai pembingkai sebuah teks. Selain iluminasi terdapat illustrasi. Illustrasi adalah gambar yang berfungsi selain sebagai penghias halaman juga sebagai pendukung isi teks (Folsom, 1990:40).
Add caption

 
Iluminasi biasanya berbentuk bingkai terletak pada halaman depan teks sebagai dekorasi terdiri atas 3 jenis, yaitu (1) Dekorasi yang membingkai seluruh teks, disebut arlauh; (2) dekorasi yang terdapat pada bagian atas teks disebut unwan; dan (3) dekorasi yang terdapat di tengah teks dan berbentuk oval, disebut samsah.
Add caption

 
Dalam  naskah Melayu di Perpustakaan Nasional, iluminasi biasanya bebentuk bingkai, bentuknya  persegi panjang, kadang bujur sangkar. Bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran (kubah) dan bagian tengahnya berbentuk kerucut. Pada kerucut ada yang bergambar bunga, kuncup bunga, bintang, bulan, atau gambar geometrik. Contoh: Naskah Kumbang dan Melati berupa tumbuhan bunga teratai berpadu dengan garis geometri. Motif itu berbentuk mihrab dan diatasnya berbentuk kubah. Naskah Syahrul Indra VII iluminasinya berbentuk kubah. Naskah Maharaja Boma IV bermotif geometris yang berpadu dengan floral. Naskah Sejarah Kawedar berupa sulur gelung sebagai lambang dari pegangan hidup (Pudjiastuti, 1992:3)


Menurut Daneshvari (1986:27), sulur anggur atau lainnya, bukan hanya muncul dalam seni Islam, melainkan juga dalam seni Kristen. Sulur sebagai lambang kehidupan yang akan datang di surga. Gambar maklhuk manusia jarang dijumpai dalam naskah Melayu. Motif, bunga, bulan, dan geometri berkaitan dengan kepercayaan orang Melayu terhadap Tuhan ang Mahatinggi dan Mahamulia.

Alam naskah Wayang Arjuna, Cerita wayang, dan Hikayat Purusara terdapat gambar wayang yang menjadi tokoh cerita. Dalam Hikayat Purusara, halaman 5 terdapat gambar Petruk, Gareng, dan Garubug sedang bercakap-cakap, halaman 18 terdapat gambar Petruk, Semar, Garubug, Rara amis dan anaknya. Gambar itu berfungsi memperjelas teks tentang peristiwa Rara amis dan panakawan ketika berada di hutan.


Ilustrasi selain bermotif geometrik dan sulur, ada yang bermotif daun dan garis yang membentuk silsilah, seperti Silsilah Keturunan Raja-raja Riau, Silsilah Laksamana Encik Muhammad Yusuf.
Contoh-contoh ilustrasi teks-teks dapat dilihat di Modul Filologi halaman 4.29 - 4.30.
Siapakah yang membuat iluminasi dan ilustrasi itu? Yang membuat sukar dilacak, ada yang berpendapat pada kolofon, tetapi naskah ada yang tidak berkolofon dan kolofon dimulai abad 19. Dalam naskah Melayu yang berilustrasi dan berkolofon tercatat tempat penyalinan, antara lain Betawi (Jakarta) dan Palembang. Di Betawi ditemukan pemilik naskah Mumammad Bakir, Chambert-Lor berhasil mencatat 27 naskah Muhammad bakir, ada 8 naskah yang berilustrasi, yaitu (1) Hikayat Agung Sakti, (2) Hikayat Maharaja Garebag Jagat, (3) Syair Wayang Arjuna, (4) Hikayat Merpati Emas dan Merpati Perak, (5) Hikayat Purusara, (6) Hikayat Sultan Taburat I, (7) Syair Ken Tambuhan, dan (8) Syair Buah-buahan.

Naskah Muhammad Bakir disewakan, juga naskah-naskah di Palembang, misalnya Hikayat Sri Panji Kelana Anaken. Naskah yang berkolofon antara lain: Naskah yang penyalinnya Radin Mas Subra, Pandawa lebur, dan Hikayat Anbiya.

Baca Juga

Related Posts

0 comment

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin