nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Cara Mendorong Anak - anak Mau Menulis Cerpen


 Cara Mendorong Anak - anak  
Mau Menulis Cerpen

 
Assalammualaikum Wr. Wb

Apa kabar teman-teman semua, pasti sedang senang ya. Hmmm, sama seperti saya dong, toss dulu deh .

Mau tau saya senang karena apa, itu loh. Bulan Mei ini, alhamdulillah buku antologi pertama anak saya Nawra (9 tahun) bersama teman-teman sekolahnya sudah terbit. 


Di buku ini Nawra menuliskan sebuah impiannya untuk melihat kota London, Inggris. Yang merupakan salah satu negara yang terdapat di benua Eropa. Ceritanya cukup singkat, ya namanya juga anak-anak. Tetapi menurut saya sudah terlihat ide dan ada informasi yang ingin disampaikan oleh Nawra.

Kita simak ya ulasan tulisannya, semoga bisa terbaca dengan baik.


Pada tahap awal tulisan, Nawra mencoba menyampaikan idenya mengapa dia ingin ke London, lalu cerita selanjutnya dia memaparkan bagaimana cara pergi ke London dan apa yang akan dia lakukan, apa yang akan dilihat di kota tersebut. Lalu pada bagian terakhir, dia menyampaikan harapannya jika impian itu terwujud dan apa yang akan dia lakukan jika sudah tercapai. 

Kok, bisa runut begitu ya...Nah, bagian ini saya memang mengorientasi Nawra terlebih dahulu. Memberikan pengertian dan tahapan-tahapan yang harus dia tuliskan. Saya berikan penjelasan terlebih dahulu, dan saling diskusi mengenai hal ini.

Untuk lebih jelasnya, yuuk simak cara saya mendorong Nawra untuk menuliskan cerita tersebut. Saya akan memperjelasnya. Sekalian menjawab pertanyaan beberapa teman dan orang tua teman Nawra di sekolahnya. 

Sebelumnya supaya lebih semangat. Baca dulu ya, apa saja yang menjadi hak anak yang harus orang tua penuhi.

Baca selengkapnya


 
Pertama, Saya memberikan dia pemahaman dan penjelasan mengapa dia harus atau mau ikut menulis. Baik dalam bentuk lomba, tugas sekolah atau sebagai kegiatan rutinnya. Salah satu yang mendorong Nawra mau menulis itu. Alasan dia "Ingin seperti Ummi".  Ketika saya mendapatkan kabar buku diterbitkan, tulisan saya dimuat , mendapatkan honor, royalti sampai gajian saat mengisi acara. Nawra selalu orang pertama yang saya beritahukan. 

Bahkan pernah, ketika saya mendapatkan uang dalam jumlah yang lumayan banyak setelah mengisi suatu acara. Saya minta dia yang menghitung uangnya dan menawarkan kepadanya sesuatu untuk dia beli bersama dengan adiknya. Kami mengajak Nawra dan adiknya ke Mol. 

Begitu juga yang dia lakukan saat diundang oleh Bapak Dahlan Iskan dan diundang makan bersamanya , bersama dengan 10 penulis tentang Dahlan Iskan. Sepulang acara tersebut Nawra mendapatkan uang dari acara tersebut, Dia membelikan sebuah hadiah untuk adiknya dan mentraktir kami makan. Dia selalu bilang, "Menulis juga bisa menghasilkan uang dan bisa membuat orang senang"


Nawra Saat Bersama Bapak Dahlan Iskan, Diundang Saat Menulis Tentang Dahlan Iskan



Lalu saya juga sering mengajak Nawra ikut serta dalam berbagai acara atau kegiatan menulis yang saya ikuti. Misalnya, saat mengisi pelatihan. Nawra selalu bilang , "Ummi, banyak temannya dan dikenal banyak orang. Senang berbagi dengan kawan-kawan". 

Dengan begitu, dia mempunyai motivasi dan alasan juga mengapa dia harus menulis.

Kedua, saat akan menulis saya memberikan informasi dahulu atau mengadaptasi dulu cerita seputar apa yang akan dia tuliskan. mengajak dia melakukan pengamatan. Misalnya saja ketika akan menuliskan tentang Dahlan Iskan, saya bercerita dengan dia hampir sepekan mengenai sosok bapak tersebut. Sehingga akhirnya dia mengenal dan mendapatkan ide tentang Dahlan Iskan. Ketika dia menuliskan , tentang pengalamannya berkunjung ke kebun binatang. Tulisan ini dimuat di koran. Saya mengajak dia mengingat kembali apa saja yang dia lakukan, lihat dan ingat dari kunjungan tersebut. Sehingga dia bisa menuliskan kembali pengalaman tersebut. Saat dia menuliskan cerita di buku Aku dan Impianku. Saya mengajak Nawra mengunjungi kota London secara online. Dia melihat dan mengamati kota London lewat internet. Sehingga akhirnya dia punya ide dan inspirasi mau menulis apa.

Ketiga, saat menuli saya membebaskan dia mau menuliskan tentang apa saja. Saya biarkan saja, Nawra mengalir menulisnya. Setelah selesai barulah kami berdiskusi. Di sini saya mengajarkan kepada Nawra , bahwa ketika menulis ya menulis saja tak perlu memikirkan hal yang lain. Setelahnya baru dibaca ulang lalu kita edit atau perbaiki, jika ada yang salah atau kurang tepat.

Keempat,  bebaskan anak- anak dalam menulis. Tanpa perlu banyak beban soal teori menulis. Ajarkan secara sederhana. Bahwa yang paling penting dalam menulis cerita ada awalnya, lalu ada konflik atau masalah dan yang paling penting ada solusi. Ya, secara sederhana yang anak-anak pikirkan. 

Nawra Bersama Penulis Idolanya, Ali Muakhir


Misalnya, dalam cerita Aku dan Impianku tersebut, saat Nawra mengutarakan keinginan dia ke London, tentu tidaklah mudah. Maka timbul masalah, seperti ongkos yang mahal. Lalu dia mencari solusi dari masalah tersebut yaitu dengan menabung, ikut lomba menulis, intinya harus mempunyai uang yang banyak. Lalu ada pesan yang ingin dia sampaikan. Bahwa , ketika sudah sampai ke kota London, dia ingin tetap menjadi muslimah dan menggunakan jilbab. 

Kelima, ini juga bagian yang penting. Selalu hargai dan beri dukungan terhadap ide yang ingin dia sampaikan. Kita sebagai orang tua hanya membantu, membimbing dan memberitahu apa yang seharusnya diperbaiki. 

Misalnya, pada saat Nawra ingin menyampaikan idenya saat menulis tentang Dahlan Iskan, dia ingat bahwa ada teman di sekolahnya yang sepatunya sudah bolong. Dia berharap Bapak Dahlan Iskan mau memberikan salah satu sepatunya kepada temannya tersebut. Hal ini pasti lucu ya, mana muat sepatu pak DI sama temannya. Tetapi saya hargai ide Nawra dan saya biarkan dia menuliskan hal tersebut.

Keenam, biarkan anak-anak menggunakan bahasa dan caranya dalam menulis. Walaupun terkesan lucu dan janggal. Kita hanya membantu dia dalam memilihkan kata-kata yang tepat. Itu pun harus seijin dia terlebih dahulu. Sebaiknya kita berdiskusi. Sekali lagi bahasa anak itu berbeda, mereka akan lebih alami, jujur dan nyata. 

Ketujuh, selalu berikan ucapan terima kasih dan kata-kata penyemangat setiap anak usai menulis. Apa pun itu, kita harus selalu memberikan ucapan kata-kata yang baik dan positif. Supaya dia lebih dihargai, percaya diri dan semangat. Jika dia menulis untuk lomba, tanamkan dalam pemikirannya bukan menang yang utama dalam kegiatan tersebut. Tetapi menyampaikan ide dan solusi terhadap suatu masalah jauh lebih penting. Bahasa sederhananya, menulis harus bisa memberikan, informasi dan manfaat bagi orang lain. 

Nah, itu di atas 7 cara yang saya selalu terapkan kepada Nawra saat ia ingin menulis. Baik untuk keperluan menulis secara rutin atau saat mengikuti lomba. Saya berharap sesampai umur dia nanti, akan terbentuk sendiri pola tulisan, kebiasaan dan keinginan yang kuat dari dia untuk menulis. Latihan sejak dini ini, semoga menjadi landasan yang kuat bagi dia di masa depan.

Semoga, memasuki SMP. Nawra sudah punya buku solo ya. Mohon doanya ya teman-teman semua. Aamiin.
Baca Juga

Related Posts

6 comment

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin