nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Catatan Diskusi (Pertama ): Apa Yang Harus dilakukan Agar Segera Menikah, Disaat Usia sudah Siap







          “Hai Mb, apa kabar “ sapa seorang teman sembari masuk ke dalam toko saya. Setelah bersalaman dan cipika-cipiki. Dia duduk tepat di depan saya, di dekat meja kasir. Saya meng-off kan laptop, mau mengajaknya ngobrol sebentar.
          Setelah dia memilih barang baju yang ingin dibelinya. Kami pun ngobrol ke sana kemari. Seolah menjadi pengamat dan komentator yang ulung untuk semua masalah umat, hehehe. Biasalah jika dua perempuan cantik ngumpul, pasti banyak ceritanya.
          Akhirnya obrolan mulai serius dan fokus, saat membahas persoalan menikah. Ya, dia belum juga menikah, meski usia sudah beranjak menuju angka di atas tiga puluh. Secara fisik semua lengkap, sempurna, cantik. Secara karir juga bagus sudah punya penghasilan. Pendidikan juga mapan, sedang menyelesaikan S2, dalam tahun ini in sya Allah selesai.
          Lalu, mengapa belum juga ada jodoh dan menikah. Usaha dengan doa dan mempersiapkan diri untuk menikah, menjadi istri dan ibu secara lahir batin sudah siap. Berdoa setiap hari, pagi, siang dan malam.
          Lalu masalahnya apa lagi. kali ini dia yang mempertanyakan hal itu kepada saya.  Serius selali wajahnya. Saya tersenyum, mendengar pertanyaannya. Lalu saya balik bertanya kepadanya.
          “Apa sudah pernah ijin ama orang tua, kalo mau menikah . sudah pernahkah ngobrol sama orang tua tentang kriteria atau seperti apa bakal calon suami yang kita inginkan ?”
          Dia agak kaget mendengar pertanyaan saya, terus tersenyum.
          “Memangnya kenapa Mb, apakah itu penting! Lalu bagaimana saya mau menceritakan bakal calon suami saya, wong yang pernah dekat aja gak jadi melamar saya. Sekarang saya tidak sedang dekat dengan seseorang atau ada yang mendekati saya. Jadi ngapain saya harus ijin, belum sampai ke sana Mb” jelasnya detil. Saya kembali tersenyum. Kali ini, saya mulai menemukan sedikit jawaban dari pertanyaannya termasuk jawaban dari pertanyaan saya tadi.
          Sebagian kita jarang melakukan komunikasi dengan orang tua, mengenai pernikahan  di saat jodoh/calon belum datang. Banyak di antara kita baru berkomunikasi secara serius dan intens dengan orang tua, ketika jodoh atau calonnya sudah datang. Benar begitu kan?
          Sebaiknya sebelum calon/jodoh kita datang, komunikasi dengan orang tua harus kita lakukan secara baik. Sampaikan dengan orang tua, kita ingin menikah kira-kira di usia berapa. Lalu kriteria calon suami seperti apa yang kita inginkan. Beritahu juga orang tua tentang visi misi kita tentang pernikahan. Misalnya, saya nanti mau menikah dengan orang yang sama-sama bekerja di dunia pendidikan, sama-sama tinggal satu kota. Atau bisa juga kita sampaikan keinginan kita untuk menikah dengan seseorang yang berasal dari luar kota.
          Sampaikan juga tentang kriteria suami, misalnya maunya suami yang juga suka membantu melakukan pekerjaan rumah, suami yang suka dengan anak-anak atau lain sebaginya. Bisa juka soal suku, status urutan anak dalam keluarga. Pokonya tentang apa saja.
 Ceritakan juga keinginan soal konsep acara pesta pernikahan yang kita inginkan. Mau menikah dengan adat apa, dimana dan ada acara apa saja.
Hal-hal yang seperti ini sangat jarang kita komunikasikan dengan orang tua. Kebanyakan dari kita suka mendadak.com. atau mulai serius membahas saat sudah ada yang dekat dan mau melamar.
Mengapa hal ini perlu, yang pertama agar orang tua bisa membantu mendoakan, mensupport dan mencari solusi dari masalah keinginan kita untuk menikah. Orang tua bisa membantu kita menemukan jodoh yang tepat.
Yang kedua agar mereka juga dapat mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Membangun mental yang baik ketika kenyataannya si anak akan segera menikah dan diambil orang. Apalagi jika ternyata  nanti si anak akhirnya hidup berjauhan dari anak. Hal ini bukan mudah bagi orang tua. Anak yang selama ini selalu dekat dengannya, tetiba pergi jauh.
Ketiga, membantu orang tua untuk mempersiapkan segala hal tentang pernikahan dengan baik. Misalnya dari segi dana, orang tua tentu saja menginginkan suatu acara yang baik untuk pernikahan anaknya. Hal ini tentu saja butuh waktu dan perencanaan.
Keempat, ini juga bagian penting ketika kita sudah meminta ijin, maka segala keberkahan dan kemudahan akan terbuka. Restu orang tua adalah nikmat dunia yang akan dirasakan si anak saat memasuki jenjang rumah tangga. Kenapa harus ijin, bisa jadi misalnya karena kita anak pertama atau anak yang paling diandalkan di dalam keluarga. Saat kita menikah orang tua akan merasakan kehilangan. Oleh karena itu dengan ijin ini sekaligus kita memberikan penguatan dan solusi kepada orang tua jika semisal kita harus menikah padahal adik-adik masih ada yang kuliah. Berikan penguatan kepada orang tua. Bahwa dengan menikah, kita tidak akan berubah, saya akan menikah dengan orang yang sama satu kota sehingga mudah mengunjungi orang tua, jika adik masih sekolah atau kuliah  saya juga berjanji akan membantu biaya sekolahnya. Hal-hal seperti ini perlu kita diskusikan dan komunikasikan. Jangan semuanya serta merta mendaadak, membuat orang tua bingung, kepikiran bahkan bisa jadi stress. Atau sebaliknya, jika kita memiliki kakak yang belum menikah, kamunikasikan dengan baik kepada kakak dan orang tua.
Ijin dan komunikasi seperti ini perlu kita lakukan jauh-jauh hari sebelum jodoh itu datang. Bisa jadi ijin itu belum dikeluarkan karena orang tua gak mau kita cepat-cepat meninggalkannya. Karena kita adalah anak yang diandalkannya. Atau karena ada kakak yang belum menikah.
Semoga niat baik kita untuk tetap berbuat baik kepada orang tua membuka seribu jalan bagi kita untuk melakukan kebaikan yang lain.
Diskusinya dilanjutkan nanti ya ke bagian kedua, siapa yang paling pantas membantu kita mencarikan jodoh. Nanti kita bahas lagi ya.
Semoga setelah membaca diskusi ini, teman-teman dapat inspirasi dan membuka jalan ya agar si jodoh segera datang.

         
Baca Juga

Related Posts

4 comment

  1. Mbak, bahas kebalikannya dong. Kalau ortu udah suka mancing-mancing dan ngebercandain tapi anaknya masih kayak bocah. Hehe.

    BalasHapus
  2. iya deh, ada nanti sub bahasannya...motivasi buat menikah ya

    menikah juga butuh motivasi ya...

    BalasHapus
  3. Iya Mba. Ijin dan restu orangtua itu penting banget.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin